A.
Pengertian
Pengelolaan
kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelola sendiri
akar katanya adalah “kelolah” di tambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah
lain dari pengelolaan adalah “ manajemen” . manajemen adalah kata yang di
adopsi dari bahasa inggris, yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan,
tata pimpinan, pengelolaan.
Pengelolaan
kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977)
diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter
(autorityapproach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan
modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing
pendekartan tersebut,
Pertama,
berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach) pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan
dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber)
Kedua,
pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas `adalah upaya yang dilakukan
oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai
aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana
menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga,
pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan
kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan
upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat
positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau
memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa
Menurut
Syaiful Bahri Djamara dalam sebuah bukunya yang berjudul “Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif” bahwa, manajemen kelas adalah suatu upaya
memperdayagunakan potensi kelas yang
ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut
Suharismi Arikunto, manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
Dari
beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan arti dari manajemen kelas
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Misalnya penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
B.
Tujuan
Tujuan dari
pengelolaan kelas adalah :
a) Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mengembangkan
kemampuannya secara optimal.
b) Mempertahankan
keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga bila terjadi gangguan dalam
belajar mengajar dapat dikurangi atau dihindari.
c) Menghilangkan
berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
d) Mengatur
semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai
dengan lingkungan social, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
e) Melayani
dan membimbing perbedaan individual peserta didik.
C.
Dampak keterampilan pengelolaan kelas
Apabila
ketrampilan dilakukan dengan baik maka akan berdampak positif baik pada siswa
maupun pada guru yang bersangkutan.
Siswa :
1.
Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab
individu terhadap tingkahlakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya.
2.
Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlakunya
sesuai dengan tatatertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu
peringatan bukan kemarahan.
3.
Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam
tugas serta bertingkahlaku yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang
berlangsung.
Guru
1. Mengembangkan
pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan
langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
2. Memiliki
kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam
memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
3. Memberikan
respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguang.
D.
Prinsip Pengunaan
1. Kehangatan
dan Keantusiasan
terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang
menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan
interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas.
4. Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengmati jalannya
proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa.
Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubahberbagai
strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5. Penekanan
Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru
harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari
pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara
lain :
a) Memberikan
aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau
celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
b) Memberikan
penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
6. Penanaman
disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk
mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri
sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.
E.
Jenis-Jenis Keterampilan Pengelolaan kelas
Keterampilan
Mengelola kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan :
1. Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal.
2. Keterampilan
yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
a. Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal.
1. Menunjukkan
Sikap Tangkap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak
pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan,
masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru
hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
a. Memandang
Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa
dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik
terhadap kelompok maupun individu.
b. Memberikan
Pernyataan
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui
pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap
memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah
menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung
ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
c. Gerak
Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan
perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan
belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya
dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ??
d. Memberikan
Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru
bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan
pada sasaran yang tepat.
2. Membagi
Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila
guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu
yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok
siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok
siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor
kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi
komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b. Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap
aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan
teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3. Memusatkan
Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan
apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas
yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :
a. Menyiagakan
Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru
menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak,
semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana
yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b. Menuntut
Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa
merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa
seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
Munculnya
kelompok informal di kelas atau pengelompokan karena disengaja oleh guru dalam
kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan
perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas
yang harus diselesaikan. Maka guru harus bisa mengambil inisiatif dan mempertahankan
perhatian anak didik dan memberitahukan (dapat dengan tanda-tanda) bahwa ia
bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang terdiri dari tiga sampai
empat orang. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat guru lakukan, yaitu:
ü Memberi
tanda
Dalam memulai proses belajar mengajar guru
memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa
tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan
objek, pertanyaan atau topik dengan memilih anak didik secara random untuk
meresponnya.
ü Pertanggungan
jawab
Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas
kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik sebagai
anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadapkegiatan sendiri, maupun
kegiatan kelompoknya. Misalny, dengan meminta kepada anak didik untuk
memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan.
ü Pengarahan
dan petunjuk yang jelas
Guru harus sering kali memberi pengarahan dan
petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada anak didik,
sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri anak didik. Pengarahan dan
petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil,
ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas.
ü Penghentian
Tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah
atau berhasil dihindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi
terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktiv dalam
kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam
kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan anak didik
itu.
Cara lain untuk menghentikan gangguan, adalah
guru dan anak didik membuat persetujuan mengenai prosedur dan aturan yang
merupakan bagian dari pelaksanaan rutin proses belajar mengajar, sehingga
menghentikan gangguan berubah menjadi hanya memperingatkan. Cara mengomeli
kurang dibenarkan dalam pendidikan, sebab tidak mendidik.
ü Penguatan
Untuk menanggulangi anak didik yang mengganggu
atau tidak melakukan tugas, dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang
dipilih sesuai dengan masalahnya. Penggunaan penguatan untuk mengubah tingkah
laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus
mengganggu atau yang tidak melakukan tugas.
ü Kelancaran
(smoothnees)
Kelancaran atau kemajuan anak didikdalam belajar
sebagai indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran
yang diberikan di kelas. Hal ini perlu guru dukung dan jangan diganggu dengan
hal-hal yang bisa membuyarkan konsentrasi anak didik. Ada sejumlah kesalahan
yang harus guru hindari, yaitu: campur tangan yang berlebihan (teacher
Instruction), kelenyapan (Fade away), penyimpangan (Digression), dan
ketidaktepatan berhenti dan memulai kegiatan.
ü Kecepatan
(Pacing)
Kecepatan disini diartikan sebagai tingkat
kemajuan yang dicapai anak didik dalam suatu pelajaran. Yang perlu dihindari
oleh guru adalah kesalahan menahan penyajian bahan pelajaran yang sedang
berjalan, atau kemajuan tugas. Ada dua kesalahan kecepatan yang harus dihindari
bila kecepatan yang tepat mau dipertahankan, yaitu: Bertele-tele (overdwelling)
dan mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
4. Memberikan
Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung,
dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang
wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
5. Menegur
Tidak semua tingkah laku yang
mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik,
sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa.
Teguran itu efektif jika :
a) Tegas
dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b) Menghindari
peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan.
c) Menghindari
ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d) Guru
dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi
hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”!
6. Memberi
Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa
yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya.
Yaitu dengan cara.
a) Guru
dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan”
menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan
perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
b) Guru
daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku
yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.
b. Ketrampilan
Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah Mendapat Gangguan.
Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan
guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan
gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan
tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
1. Kepala
Sekolah
2. Konselor/BP
3. Waka kesiswaan
untuk membantu mengatasinya.
Bukanlah
kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak
didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat
strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus
menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di
kelas
F.
Strategi Yang Dapat Digunakan
1. Modifikasi
Tingkah Laku
Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik
yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan
mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
o
Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi
masalah
o
Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan
masalah
o
Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki
dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering
muncul.
o
Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat
digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik.
2. Pendekatan
Pemecahan Masalah Kelompok
o
Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya
kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
o
Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok,
memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang
timbul.
3. Menemukan
dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk
mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar
yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari
pemecahanya.
G.
Hal-hal yang harus di hindari
a) Campur
Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik
berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan
terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya
memuaskan dirinya saja.
b) Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu
intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan
atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak
mengawang-awang.
c) Ketidak
tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa
mengakhiri aktivitas sebelumnya.
d) Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu
asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi
atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga
kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
e) Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :
§ Mengulang-ulangi
hal-hal tertentu
§ Memperpanjang
pelajaran atau penjelasan
§ Mengubah
teguran menjadi ocehan yang panjang
Hal ini
merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya
mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di
kelas.
H.
Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi
Jika
Guru
memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam
memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok
yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok
sekali saja di depan kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar