BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tanaman
kelapa yang disebut juga nyiur ini banyak kita jumpai disekeliling kita.
Tanaman ini hidup di daerah tropis khususnya pesisir pantai. Tanaman ini kaya
akan manfaat, diantaranya dapat digunakan untuk bumbu masak, minuman dan lain
sebagainya. Bagian terpenting dari kelapa adalah buahnya karena pada bagian
tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk seperti, kopra, santan kelapa, dessicated coconut, dan minyak kelapa. Tidak
hanya itu, buah nyiur ini juga bermanfaat dalam bidang kesehatan maupun
kecantikan.
Menurut
Sarah Owen (2010) kelapa merupakan buah yang mudah dicerna dan dimetabolisme
oleh tubuh. Keunggulan ini membuat kelapa menjadi sumber energi yang bagus
untuk tubuh. Meskipun kandungan lemak jenuh dalam kelapa tinggi, tidak membuat
kelapa memilki efek negative yang sama sebagaimana lemak jenuh lainnya. Karena
tubuh menggunakan lemak yang ada pada kelapa sebagai energy instan.
Salah
satu produk yang sangat bagus dikonsumsi pada kelapa yaitu minyak kelapa.
Menurut Andi Nur Alam Syah (2006, cetakan kelima) minyak kelapa mengandung
lemak yang dikenal dengan Medium Chain Triglyseride (MCT) mirip dengan lemak
yang terdapat pada air susu ibu (ASI) dan memilki nutrisi yang sama. Tidak
hanya itu minyak kelapa juga dikenal
karena komponen anti-bakteri dan anti-mikrobanya. Namun, sekarang ini
hanya beberapa dari masyarakat yang mengetahui manfaat dari minyak kelapa
tersebut.
Sebagaimana
penjelasan diatas, manfaat kelapa amatlah banyak, namun hanya beberapa dari
masyarakat yang mengetahui manfaat tersebut. Alasan inilah yang membuat penulis
mengangkat tema ini, agar masyarakat dapat mengetahui manfaat kelapa dan
menggunakan manfaat tersebut dengan sebaik-baiknya terkhusus untuk produk
minyak kelapa.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis
ambil adalah manfaat dan cara pemanfaatan kelapa menjadi minyak kelapa.
1.3 Tujuan
Makalh ini dibuat bertujuan untuk
menambah wawasan pembaca mengenai buah kelapa, dan manfaat kelapa khususnya
pada olahan produk minyak kelapa.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa merupakan satu-satunya dari genus
Cocos. Orang melayu menyebutnya dengan kerambil. Kelapa merupakan tumbuhan
monokotil yang dikenal sebagai tumbuhan serbaguna, karena hampir semua bagian
dari tanaman ini bisa dimanfaatkan. Kedudukan buah kelapa (Cocos nucifera L.)
dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : C. nucifera L. (Sumber : Neti
& Irni, 2013)
Kelapa terdiri dari buah, bunga, daun,
batang dan akar, berikut akan dijelaskan mengenai bagian-bagian tersebut (Neti
& Irni, 2013):
1. Buah
Kelapa memiliki buah
yang berukuran sangat besar. Rata-rata diameter buah berkisar antara 10-20cm,
bahkan lebih.
2. Bunga
Bunga tersusun majemuk
pada suatu tandan. Bunga betina terletak pada pangkal karangan, sementara bunga
jantan berada pada posisi yang jauh dari karangan.
3. Daun
Daun kelapa merupakan
daun tunggal dengan tulang menyirip. Namun, daun bertoreh sangat dalam sehingga
terkesan seperti daun majemuk.
4. Batang
Kelapa memilki pohon
dengan batang tunggal.. Batang kelapa berbetuk silinder beruas-ruas, namun
semakin tua ruas tersebut semakin tidak terlihat. Tinggi pohon kelapa bisa
mencapai 30m.
5. Akar
Kelapa merupakan
tanaman monokotil sehingga memiliki akar yang serabut. Akar berkerumun
membentuk bongkol tebal dan kuat pada pangkal batang, sehingga tumbuhan kelapa
bisa beradaptasi pada lahan berpasir.
Andi (2006) menyebutkan bahwa kelapa
(Cocos nucifera) adalah tanaman dalam family Arecaceae yang lazim ditemukan di
daerah tropis. Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar
kepala manusia. Buah kelapa terdiri dari atas serabut, tempurung, daging buah
dan air buah.
Menurut Hamid (2013) kelapa memiliki
banyak kandungan kimia, sebagai berikut:
1. Kalori
2. Tannin
3. Asam
Askorbat
4. Protein
5. Lemak
6. Hidrat
arang
7. Kalsium
8. Potassium
9. Zat
besi
10. Fosfor
11. Gula
2.2 Manfaat kelapa
Ada berbagai manfaat yang bisa
didapatkan dari kelapa, misalnya saja, batang kelapa bisa dimanfatkan menjadi
kayu untuk papan rumah, daun yang sudah kering sebagai atap rumah, bunga dan
buah bagian yang paling bernilai produksi (Neti & Irni, 2013).
Tidak hanya itu air kelapa juga
berkhasiat menyembuhkan penyakit seperti, Keracunan, panas dalam, sakit panas,
demam berdarah, cacingan pada anak, kelelahan, letih, lesu, gatal-gatal, luka
bakar, kencing batu, influenza, dan lain sebagainya.
Buah kelapa juga lezat ketika dijadikan
bumbu masak, dan minuman. Bukan hanya dapat digunakan sebagai obat, bumbu masak
dan minuman, kelapa juga bermanfaat untuk kecantikan. Daging kelapa dapat
digunakan untuk mengurangi produksi minyak pada kulit wajah (Alida, 2013).
2.3 Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan produk olahan
dari kelapa yang bernilai produksi, kandungan nutrisinya membuat olahan ini
banyak digunakan. Minyak ini tidak meningkatkan kolestrol bahkan meningkatkan
HDL (kolestrol baik). Penelitian di kepulauan pasifik dan asia menunjukkan
populasi yang berdiet alami dengan mengkomsumsi minyak kelapa memilki resiko
penyakit jantung yang rendah di kemudian hari (Sekar, 2011).
Minyak kelapa mengandung lemak yang
dikenal dengan Medium Chain Triglyseride (MCT) mirip dengan lemak yang terdapat
pada air susu ibu (ASI) dan memilki nutrisi yang sama. Tidak hanya itu minyak
kelapa juga dikenal karena komponen
anti-bakteri dan anti-mikrobanya. Menurut kitab Ayurveda, minyak kelapa
berkhasiat untuk menyegarkan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Minyak kelapa
telah terbukti dapat mengurangi gejala salah cerna, mendukung fungsi kekebalan
tubuh, dan membantu mencegah infeksi bakteri, virus serta jamur. Orang-orang
yang mengonsumsi minyak kelapa mempunyai kemampuan tidak makan selama beberapa
jam (Andi, 2006)
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Manfaat minyak kelapa
Berdasarkan kajian pustaka, kita dapat
menyimpulkan bahwa minyak kelapa memiliki banyak manfaat. Pada bab ini kita
akan membahas lebih mendalam mengenai manfaat dari minyak kelapa yang lebih
dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO).
Beberapa penelitian telah mengungkapkan
bahwa konsumsi minyak kelapa dapat membantu penyembuhan diabetes mellitus
karena minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh rantai sedang dalam jumlah
tinggi terutama asam laurat dengan kandungan antara 43 – 53% dari asam lemak.
Hasil study in vivo oleh peneliti di India tahun 2004 menunjukkan bahwa minyak
kelapa dapat menurunkan kadar total kolesterol trigliserida, fosfolipida,
kolestrol LDL (Low density Lipoproteins) dan VLDL (very low density
Lipoproteins) atau kolesterol jahat. Sebaliknya minyak kelapa meningkatkan
kadar kolesterol HDL (High Density Lipoproteins) atau lemak baik. Penelitian
ini juga didukung oleh uji klinis yang dilakukan di Filipina dan hasilnya
menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak menimbulkan efek yang buruk pada kadar
kolesterol, bahkan menurunkan efek peningkatan kolesterol dari lemak hewani (M
Ahkam, 2008).
Minyak kelapa melindungi jantung dan
pembuluh nadi dari luka yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan radikal bebas.
Dengan menghilangkan penyebab luka pada pembuluh nadi, minyak kelapa mampu
mencegah berkembangnya tingkat kerusakan dengan cara mempermudah kesembuhan
dinding pembuluh nadi. Jadi, minyak kelapa tidak hanya mengurangi risiko
serangan jantung, tetapi juga mampu mempercepat proses penyembuhannya.
Pada kajian pustaka telah disebutkan
bahwa kelapa mengandung lemak Medium Chain Triglyseride (MCT) yang efek
nutrinya sama dengan ASI. Asam lemak ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba,
jamur, virus, parasit dan bakteri. Selain itu asam lemak ini bersifat mudah
dicerna dan diserap oleh sel tubuh. Mengkonsumsi MCT dapat memperbaiki kinerja
tubuh secara lebih baik Karena MCT mempunyai banyak energy dan daya tahan
tinggi terhadap penyakit.
Tidak hanya untuk menyembuhkan penyakit,
minyak kelapa juga digunakan dalam perawatan tubuh, karena mempunyai tekstur
krim alami yang hampir selalu bebas dari pestisida, bahan kimia, dan kontaminan
lainnya. Minyak kelapa mampu memutihkan kulit yang kering, kasar dan keriput.
Selain itu, minyak kelapa membantu menjaga jaringan connective agar tetap kuat
dan longgar sehingga kulit tidak kendur dan keriput (Andi, 2006).
3.2 Dosis Harian Minyak Kelapa
Kebutuhan minyak kelapa per hari untuk orang
dewasa adalah 3,5 sendok makan (sekitar 50 gram). Jumlah MCT yang sama bisa
kita dapatkan dari 10 ons santan kelapa atau 7 ons kelapa mentah (sekitar
separuh kelapa utuh).
Minyak kelapa tidak beracun bagi
manusia, bahkan dianggap lebih aman daripada kedelai yang banyak dikonsumsi
dalam bentuk bubuk. FDA telah memasukkan minyak kelapa ke dalam daftar makanan
yang dianggap aman (GRAS). GRAS (Generally Regarded As Safe) merupakan daftar
makanan yang sangat eksklusif. Hanya makanan yang telah melewati testing ketat
dan mempunyai sejarah penggunaan yang aman yang dapat dikualifikasikan ke dalam
daftar GRAS.
3.3 Proses Pengolahan Minyak Kelapa
Proses
pembuatan minyak kelapa ada berbagai macam cara antara lain, yaitu:
1) Cara
basah
Cara
ini relatif sederhana. Daging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas
sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan minyak pada santan. Pemisahan minyak
tersebut dapat dilakukan
dengan pemanasan, atau sentrifugasi. Pada pemanasan, santan dipanaskan sehingga
airnya menguap dan
padatan akan menggumpal.
Gumpalan padatan ini disebut blando. Minyak dipisahkan dari
blando dengan cara penyaringan. Blando masih banyak mengandung minyak. Minyak
ini dicampur dengan minyak sebelumnya. Cara basah ini dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang biasa terdapat di dapur keluarga.
Pada
sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500
rpm. Sehingga terjadi pemisahan fraksi kaya minyak (krim) dari fraksi miskin
minyak (skim). Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan
sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.
Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan
sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi untuk memisahkan krim.
Setelah itu krim
dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak
dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi.
Minyak
yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih dan jernih.
1. Cara
Basah Tradisional.
Cara
basah tradisional ini sangat sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang biasa terdapat pada dapur keluarga. Pada cara ini, mula-mula
dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan untuk
menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang disebut blondo.
Blondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir, blondo diperas untuk mengeluarkan
sisa minyak.
2. Cara
Basah Fermentasi.
Cara
basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah fermentasi,
santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim difermentasi
untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama protein) dari
minyak pada waktu pemanasan. Mikroba yang berkembang selama fermentasi,
terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein
santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat pemanasan.
3. Cara
Basah Lava Process.
Cara
basah lava process agak mirip dengan cara basah fermentasi. Pada cara ini,
santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim dari krim.
Selanjutnya krim diasamkan dengan menambahkan asam asetat, sitrat, atau HCI
sampai pH 4.
Setelah itu santan
dipanaskan dan diperlakukan seperti cara basah tradisional
atau cara basah fermentasi. Skim santan diolah menjadi konsentrat protein
berupa butiran atau tepung.
4. Cara
Basah "Kraussmaffei Process".
Pada
cara basah ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi, sehingga terjadi
pemisahan skim dari krim. Selanjutnya krim dipanaskan untuk menggumpalkan
padatannya. Setelah itu diberi perlakuan sentrifugasi sehingga minyak dapat
dipisahkan dari gumpalan padatan. Padatan hasil sentrifugasi dipisahkan dari
minyak dan dipres untuk mengeluarkan sisa minyaknya. Selanjutnya, minyak
disaring untuk menghilangkan kotoran dan padatan. Skim santan diolah menjadi
tepung kelapa dan madu kelapa. Setelah fermentasi, krim diolah seperti
pengolahah cara basah tradisional.
2) Cara
Pres.
Cara
pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini
memerlukan investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin. Uraian
ringkas cara pres ini adalah sebagai berikut:
1. Kopra
dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
2. Serbuk
kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan
masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan
dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
3. Minyak
yang terkumpul diendapkan dan disaring.
4. Minyak
hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
a. Penambahan senyawa
alkali (KOH atau
NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan asam lemak bebas).
b. Penambahan
bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif agar
dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
c. Pengaliran
uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan
senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
5. Minyak
yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng,
botol plastik atau botol kaca.
3) Cara
Ekstraksi Pelarut
Cara
ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja) yang dapat
melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap,
tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun.
Walaupun cara ini
cukup sederhana, tapi
jarang digunakan karena biayanya
relatif mahal. Uraian ringkas cara ekstraksi pelarut ini adalah sebagai
berikut:
1. Kopra
dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
2. Serbuk
kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang penguapan.
Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang
kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang
ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh
dengan pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan
sendirinya menuju ruang penguapan semula.
3. Di
ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan minyak
tetap berada di
ruang penguapan. Proses
ini berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
4. Pelarut
yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat tidak
dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan
pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. Penguapan ini
dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada minyak.
5. Selanjutnya,
minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan penghilangan bau.
(Andi,
2006)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kelapa
merupakan buah serbaguna yang setiap bagian dapat dimanfaatkan. Banyak sekali
manfaat kelapa yang belum kita ketahui, misalanya manfaat dari minyak kelapa
yang memilki asam lemak yang nutrinya sama dengan ASI yang baik untuk tubuh.
Ada
tiga proses pembuatan minyak kelapa, yaitu: 1) secara basah, 2) secara Pres,
dan 3) secara Ekstraksi Pelarut.
4.2 Saran
Beralihlah mengkonsumsi
minyak kelapa, karena minyak kelapa sangat baik untuk tubuh dan telah
didaftarkan pada GRAS. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
DAFTAR
PUSTAKA
Owen,Sarah. 2010. The Top 100 Fitness Foods, 100 Cara Agar
tubuh Anda Kembali Bugar. Jakarta:Tiga Kelana
Prasetya, Hamid. 2013. Daun-daun dan Buah-buah Ajaib Pembasmi
Penyakit. Jogjakarta:FlashBooks
Widyastuti, Alida. 2013. Buah-buah Dasyat Untuk Kulit Cantik dan
Sehat. Jogjakarta:FlashBooks
Suriana, Neti dan Irni Shobariani.
2013. Ensiklopedia Tanaman Obat.
Malang:Rumah Ide
Sekar TR. 2011. Manfaat Buah-buahan di Sekitar Kita.Yogyakarta:Siklus
Hanggar Kreator
Ahkam, Muhammad. 2008. Real Food True Health. Jakarta:
AgroMedia Pustaka
Faralia.2012. 1001 Khasiat Istimewa Buah-buahan dan Sayuran.Yogyakarta: Aulia
Publishing
Syah,ANA. 2006. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka
Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar