BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam
kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dia dirawat, dilatih, dijaga, dan dididik
oleh orang tua, keluarga dan masyarakatnya menuju tingkat kematangan, sampai
kemudian terbentuk potensi kemandirian dalam mengelola kelangsungan hidupnya.
Karena manusia pendidikan mutlak ada dan
karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang
manusiawi. Di dalam keonteks pendidikan, manusia adalah makhluk yang selalu
mencoba memerankan diri sebagai subjek dan objek. Sebagai subjek, selalu
berusaha mendidik dirinya (sebagai objek) untuk perbaikan perilakunya.
Jelaslah bahwa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia, baik pendidikan yang berlangsung secara alami oleh
orang tua atau masyarakat terlebih pendidikan tersistem yang diselenggarakan
oleh sekolah. Jadi kesimpulannya adalah manusia memiliki beberapa potensi yang
ada pada dirinya, yaitu potensi intelektual, rasa. karsa, karya dan religi yang
bisa dan akan ditumbuh dan kembangkan melalui proses pendidikan yang baik dan
terarah.
Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan.
Karena melalui pendidikan manusia
dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan
dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat
diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku
manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai hubungan manusia dengan pendidikan itu sendiri.
2.1 Rumusan Masalah
- Apakah pengertian pendidikan secara umum dan pengertian pendidikan menurut para Ahli ?
- Apa saja unsur – unsur pendidikan , tujuan pendidikan, jalur pendidikan dan faktor yang mempengaruhi pendidikan ?
- Bagaimanakah proses hidup sebagai dasar filsafat pendidikan ?
- Bagaimanakah hubungan manusia dengan pendidikan ?
- Bagaimanakah pengaruh pendidikan terhadap manusia ?
3.1 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian pendidikan secara umum dan pengertian pendidikan menurut para Ahli
- Untuk mengetahui apa saja unsur – unsur pendidikan , tujuan pendidikan, jalur pendidikan dan faktor yang mempengaruhi pendidikan
- Untuk mengetahui bagaimanakah proses hidup sebagai dasar filsafat pendidikan
- Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan manusia dengan pendidikan
- Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pendidikan terhadap manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
1.2 Pengertian Manusia dan Pendidikan
a. Pengertian Manusia
Manusia adalah salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota
populasi permukaan bumi Akan tetapi menurut karakter dan sifatnya, manusia bisa
dikategorikan ke dalam homo sapiens, homo feber, atau homo ludens. manusia juga
bisa menjadi makhluk individu ataupun makhluk sosial. Semua itu dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai tujuannya.
b. Pengertian Pendidikan
Adapun pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat imbuhan
me-, yang artinya memelihara dan memberi latihan. Selanjutnya, pengertian
pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang agak luas,
pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
c.
Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli
Untuk
mengetahui Definisi dan Pengertian Pendidikan secara ilmiah, maka baiknya kita
menyimak beberapa pendapat para ahli tentang pengertian dari Pendidikan ini :
1. Menurut Juhn Dewey
Pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau
pergaulan orang dewasa dengan orang muda,mungkin pula terjadi secara sengaja
dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa
dan kelompok dimana dia hidup.
2. Menurut H. Horne
Pendidikan adalah proses
yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Frederick J. Mc
Donald
Pendidkan adalah suatu
proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.
Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang,
sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
4.
Menurut M.J. Langeveld
Pendidikan adalah setiap
pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa
dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan
mendidik itu berlangsung.
d.
Unsur-unsur Pendidikan
1.
Input yaitu sasaran pendidikan,
yaitu : individu, kelompok, masyarakat
2.
Pendidik yaitu pelaku pendidikan
3.
Proses yaitu upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain
4.
Output yaitu melakukan apa yang diharapkan /
perilaku (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16)
e.
Jalur Pendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003,
jalur pendidikan dibagi menjadi :
Ø Jalur Formal (UU Sistem Pendidikan
No.20 2003 Bab I Pasal 1 ayat 11)
1. Pendidikan
Dasar
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang
sederajat
2.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah jurusan, seperti : SMA, MA, SMK, MAK atau
bentuk lain yang sederajat
3.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas
Ø Jalur Nonformal (UU Sistem Pendidikan
No.20 2003 Bab I Pasal 1 ayat 12)
“Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.”
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.”
Ø Jalur Informal (UU Sistem Pendidikan No.20 2003 Bab I Pasal 1 ayat 13)
“Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.”
f.
Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan
Faktor yang
mempengaruhi pendidikan menurut Hasbullah (2001) adalah sebagai berikut :
1.
Ideologi
Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama khususnya hak
untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan pendidikan.
2.
Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi memungkinkan seseorang mencapai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
3.
Sosial Budaya
Masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan
formal bagi anak-anaknya.
4.
Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK menuntut untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan
keterampilan agar tidak kalah dengan negara maju.
5.
Psikologi
Konseptual pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih bernilai.
2.2 Proses Hidup Sebagai
Dasar Filsafat Pendidikan
Proses pendidikan ada dan berkembang seiring dengan berkembangnya
proses kehidupan manusia. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Prof. Rupert C.
Lodge, yaitu “in this sense, life is
education, and education is life”, yang artinya seluruh pendidikan
merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan, segala pengalaman sepanjang
hidup memberikan pengaruh terhadap pola pendidikan seseorang.
Jika kita renungi pendapat Prof. Rupert C. Lodge di atas, maka
secara singkat dapat dipahami bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban
secara filosofis. Bidang filsafat pendidikan adalah juga masalah hidup dan
kehidupan manusia, sebab semua pengalaman yang dialami seseorang selama
hidupnya dapat dikatakan sebagai proses pendidikan. Pengertian pendidikan
berarti usaha manusia dewasa secara dewasa secara sadar dalam membimbing,
melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai dan pandangan hidup kepada
manusia yang belum dewasa. Tujuannya, agar menjadi manusia dewasa, bertanggung
jawab, dan mampu mandiri sesuai sifat, hakikat, dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Pendidikan formal di sekolah hanyalah sebagian kecil dalam proses pendidikan
dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan pengertian pendidikan secara luas, berarti masalah
kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang meliputi segala aspek
kehidupan dan pengalaman yang dialami manusia sejak lahir sampai mati. Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat berkaitan erat dengan
proses kehidupan manusia seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai
kedudukan penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagaimana
dikemukakan oleh John Dewey dalam analisisnya sebagai berikut:
1.
Education as a necessity on
life.
2.
Education as social
function.
3.
Education as direction.
4.
Education as growth.
5.
Preparation, unfolding and
formal discipline.
Atau dengan kata lain pendidikan sebagai:
1.
Salah satu kebutuhan hidup.
2.
Salah satu fungsi sosial.
3.
Bimbingan.
4.
Sarana pertumbuhan.
5.
Mempersiapkan,
mengembangkan, dan membentuk kedisiplinan.
Jadi, pendidikan merupakan suatu aktivitas manusia terhadap
manusia dan untuk manusia, atau yang berhubungan dengan kehidupan manusia
dengan segala problematikanya.
3.2 Tujuan Hidup Dan Tujuan
Pendidikan
Secara biologis, tidak ada bedanya antara manusia dan binatang.
Yang membedakan manusia dengan makhluk selainnya hanyalah aspek rohaninya,
yaitu bahwa manusia memiliki potensi akal budi. Dengan potensi ini, manusia
dapat berpikir dan berbuat jauh melebihi binatang. Manusia dapat memahami
hal-hal abstrak ataupun mengabstrakkan hal-hal konkrit.Dengan akal, manusia dapat
menghubungkan sebab dan akibat, menghubungkan masa lalu dan masa datang, serta
mengerti lambang dan bahasa. Dengan akal budi pula, manusia mempunyai cita-cita
dan tujuan hidup. Hal itu disebabkan, akal manusia melahirkan kebudayaan,
mengubah benda-benda alam menjadi benda-benda budaya sesuai dengan kehendak dan
kebutuhan hidupnya. Karena akal, manusia menjadi bermoral dan menciptakan
norma-norma hidup bermasyarakat.
Manusia merupakan makhluk yang derajatnya paling tinggi. Karena
manusia memiliki potensi akal budi, manusia menjadi makhluk paling bijaksana
yang mencari tujuan-tujuan (homo sapiens), makhluk yang pandai bekerja,
menggunakan alat (homo faber), dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan
(homo ludens). Karena manusia mempunyai akal budi, maka manusia menjadi homo
politicus yang akan mencari kebebasan (dirinya sendiri maupun masyarakat) dan
cara menerobos batas-batasnya. Selain itu, manusia juga homo religius yang akan
percaya kepada penentuan, percaya kepada takdir, dan sebutansebutan lain yang
diberikan kepada manusia.
Dengan kata lain, melalui akal budi (aspek rohani), manusia
melahirkan peradaban dan adat istiadat, sopan santun dalam pergaulan, norma
susila, dan cara hidup bersama, serta dapat menghayati adanya Tuhan Yang Maha
Esa. Kesemuanya itu, selalu berhubungan dengan kehidupan dan cita-cita serta
tujuan hidup manusia. Kehidupan manusia selalu berubah, sangat bergantung pada
pengharapan, cita-cita hidup, dan atau pengalaman kebahagiaan atau
kesengsaraannya dalam bermasyarakat. Setiap manusia merupakan pendukung
pengalaman hidup dan kelompok sosialnya. Di sini, pendidikan memberikan makna
yang luasb dan dalam bagi perubahan hidup manusia secara individu dan sosial,
sejak manusia primitif sampai menjadi manusia modern. Awalnya, tujuan hidup
manusia hanya sekadar untuk mengisi perut, melindungi diri dan keluarga dari
serangan binatang buas, marabahaya dan lain sebagainya. Dan inilah arti
pendidikan dalam lingkup sempit.
Atas dasar bentuk pengertian pendidikan inilah, maka pendidikan
dimulai sejak manusia itu ada. Maka jelaslah, bahwa perkembangan kehidupan
manusia dalam bermasyarakat melalui 3 tahap perkembangan, yaitu:
1. From savagery (kekejaman)
2. Through barbarism (kebiadaban)
3. To civilization (kepada peradaban)
Dalam tingkatan berperadaban inilah, manusia mengenal peralatan,
mulai dari mengetahui manfaat api untuk membakar, dan seterusnya. Artinya,
kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tujuan hidupnya pun semakin jelas,
yakni untuk mencari kepuasan, kemakmuran, dan kebahagiaan hidup, baik dari diri
sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, lahiriah maupun
rohaniahnya. Kini, manusia sudah hidup di zaman cybernetica atau abad ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan hidup manusia juga semakin berkembang, tidak
lagi hanya sekadar urusan perut, namun pada penguasaan teknologi untuk mencari
kepuasan.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, manusia juga memiliki
tujuan hidup dan cita-cita. Begitu juga dengan manusia Indonesia, juga memiliki
cita-cita bangsa yang seluruhnya tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945 (UUD).
Artinya, seluruh manusia Indonesia memiliki tujuan dan cita-cita yang sama yang
ingin dicapai. Adapun tujuan hidup bermasyarakat dan berbangsa tersebut,
semakin mengerucut pada tujuan di bidang pendidikan. Setiap kegiatan pendidikan
merupakan bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk menuju ke suatu
tujuan, dan tujuan-tujuan ini ditentukan oleh tujuan-tujuan akhir. Berikut
tujuan akhir bidang pendidikan di Amerika Serikat dan Jerman Barat, serta yang
ada di Indonesia:
1. Tujuan pendidikan di Amerika Serikat
·
The objective of
self-realization
·
The objective of human
relationship
·
The objective of economic
efficiency
·
The objective of civic
responsibility
2. Tujuan pendidikan di Jerman Barat
·
Kesehatan dan kecakapan
·
Kesanggupan umum untuk hidup
bermasyarakat, yang khusus diperlukan untuk pekerjaannya dan pendidikan untuk
masyarakat berpolitik
·
Membawa anak didik secara
humanistis ke dunia kerohanian, yang akhirnya menjadikan betah dalam
lingkungannya
·
Memahami dan melaksanakan
agamanya sebaik mungkin
3. Tujuan pendidikan di Indonesia
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, bahwa
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Ketiga negara di atas hanyalah sebagian
kecil contoh pemaparan tujuan pendidikan yang singkat, padat, dan jelas yang
menjadi tumpuan harapan warga negaranya. Tujuan pendidikan sebenarnya sudah
terlingkup dalam pengertian pendidikan sebagai usaha sadar, yang berarti usaha
tersebut mengalami permulaan dan akhirnya. Ada usaha yang terhenti karena
mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha tersebut belum dapat
disebut berakhir. Karena pada umumnya, suatu usaha akan terhenti jika tujuannya
telah tercapai. Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa fungsi tujuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
Mengakhiri tujuan
Mengarahkan tujuan
Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai
tujuan-tujuan lain, baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama memberi nilai
(sifat) pada usaha-usaha itu. Tujuan tidak hanya akan memberi arah pendidikan, tetapi juga harus
memberikan motivasi. Jika dinilai, dihargai, dan diinginkan, maka tujuan adalah
nilai. Tujuan juga mempunyai fungsi menyediakan kriteria-kriteria untuk
mengevaluasi proses pendidikan. Jika seseorang akan menguji peserta didik atau
memberi pengakuan terhada sekolah atau perguruan tinggi, maka ia harus
mempunyai acuan tujuan pendahuluan.
4.2 Hubungan
Manusia Terhadap Pendidikan
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan
dari generasi tua untuk mengalihkanpengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya
serta keterampilannya kepada generasi muda untukmemungkinkannya melakukan
fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.
Filsafat
dalam pendidikan (filsafat pendidikan) digunakan untuk memecahkan problem hidup
dankehidupan manusia sepanjang perkembangannya dan digunakan untuk memecahkan
problematikapendidikan masa kini.
Pendidikan
mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan
kehidupan.Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang dibekali dengan
berbagai kelebihan, di antaranyakemampuan berfikir, kemampuan berperasaan,
kemampuan mencari kebenaran, dan kemampuanlainnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
tidak akan berkembang apabila manusia tidak mendapatkan pendidikan. Allah SWT
dengan jelas memerintahkan kita untuk “IQRO” dalam surat Al-Alaq yangmerupakan
kalamullah pertama pada Rosulullah SAW. Iqro di sini tidak bisa diartikan secara
sempitsebagai “bacalah”, tetapi dalam arti luas agar manusia menggunakan dan
mengembangkankemampuan-kemampuan yang telah Allah SWT berikan sebagai khalifah
fil ardl. Sehingga pendidikanmerupakan sarana untuk melaksanakan dan perwujudan
tugas manusia sebagai utusan Allah di bumiini.
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik
antara manusia dengan alam, dengansesama manusia atau juga pengembangan dan
penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,intelektual, dan
jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat
yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha
Pencipta sebagai tujuan akhir.
Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan
pendidikan maka terbentuklah pribadiyang baik sehingga di dalam pergaulan
dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.Pendidikan membantu
agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia
tanpakehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati bahwa dalam
pribadi individu tumbuhatas dua kekuatan yaitu : kekuatan dari dalam
(kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantaramenyebutnya dengan istilah
“faktor dasar” dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki HajarDewantara
menyebutnya dengan istilah “faktor ajar”.Teori konvergensi yang berpendapat
bahwa kemampuan dasar dan faktor dari luar saling memberipengaruh, kedua
kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh
lingkungan, danlingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern
(dari dalam) berkembang dan hasilperkembangannya digunakan untuk mengembangkan
pribadi di lingkungan. Factor dari luar danlingkungan kadang tidak berkembang
dengan baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-halnegatif yang
timbul dari luar dirinya.
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik
antara manusia dengan alam, dengan sesamamanusia atau juga pengembangan dan
penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,intelektual, dan
jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat
yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha
Pencipta sebagai tujuanakhir.
Secara sederhana Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa, “Pendidikan
adalah bimbingan secara sadaroleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal
perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknyakepribadian yang
utama.Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang
berkualitasyang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan GBHN1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,berkepribadian, mandiri,
maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional,bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani,
berjiwa patriotik, cinta tanah air,mempunyai semangat kebangsaan,
kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargaijasa pahlawan,
dan berorientasi pada masa depan.
Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi,
tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan yang tercantum dalam UUSPN dan PP No 29 Tahun 1990. selain
pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia, pendidikan juga
diperuntukkan guna pembinaan masyarakat. Berikut adalah penjelasannya :
Pengembangan kehidupan sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
·
memperkuat dasar keimanan
dan ketakwaan,
·
membiasakan untuk berprilaku
yang baik,
·
memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar,
·
memelihara kesehatan jasmani
dan rohani,
·
memberikan kemampuan untuk
belajar, dan membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri.
Pengembangan kehidupan sebagai anggota masyarakat :
·
memperkuat kesadaran hidup
beragama dalam masyarakat,
·
menumbuhkan rasa tanggung
jawab dalam lingkungan hidup,
·
memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pengembangan kehidupan sebagai warga Negara mencakup upaya untuk :
·
mengembangkan perhatian dan
pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga Negara RI,
·
menanamkan rasa ikut
bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan Negara,
·
memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Pengembangan kehidupan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk :
·
meningkatkan harga diri
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
·
meningkatkan kesadaran
tentang HAM,
·
memberikan pengertian
tentang ketertiban dunia,
·
meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya persahabatan antar bangsa,
·
mempersiapkan peserta didik
untuk menguasai isi kurikulum.Pembinaan tersebut pada dasarnya dipersiapkan
untuk kehidupan riil dan material di dunia sertakehidupan di akhirat kelak.
Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni
keluarga, masyarakat, dan sekolah/lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga
pertama dan utama pendidikan, masyarakat sebagaitempat berkembangnya
pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga formal dalam pendidikan.
Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian
anak. Keluarga yangmenghadirkan anak ke dunia, secara kodrat bertugas mendidik
anak. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dikeluarga akan sangat membekas dalam diri
individu setelah individu makin tumbuh berkembang.Selanjutnya pengaruh dari
sekolah dan masyarakat yang akan tertanam dalam diri anak. Kata
kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang berasal dari
kata persona (bahasa Latinyang berarti kedok/ topeng) yang maksudnya
menggambarkan perilaku, watak/ pribadi seseorang. Halitu dilakukan oleh karena
terdapat ciri-ciri yang khas yang dimiliki oleh seseorang tersebut baik
dalamarti kepribadian yang baik ataupun yang kurang baik.
Kepribadian adalah suatu totalitas psikophisis yang kompleks dari
individu sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik. Hal-hal yang ada
pada diri individu atau pribadi manusia pada dasarnya harus mendapatkan
pendidikan, yakni akal, perasaan, kemauan, pendidikan jasmani atau
mental,kemampuan atau keterampilan, serta intelektualnya. Semua hal tersebut
dididik guna mencapaikepribadian yang baik.
Masyarakat merupakan tempat kedua bagi individu dalam
berinteraksi. Karena keluarga terdapat danberkumpul dalam suatu masyarakat.
Secara sadar atau tidak keadaan masyarakat cukup memberipengaruh kepada
kepribadian seseorang. Kedudukan individu dalam masyarakat merupakan
kondisiatau situasi yang tidak dapat dihindari karena individu juga merupakan
makhluk social yang pastimembutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Artinya,
individu itu dependen dalam masyarakat.
Kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal adalah
kurikulum yang sesuai dengan perkembangandan tuntutan jaman. Kurikulum
menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yangnormal. Pembinaan
kepribadian merupakan kajian utama kurikulum. Materi program berupa
kegiatanyang dirancang untuk meningkatkan self-esteem, motivasi berprestasi,
kemampuan pemecahan masalahperumusan tujuan, perencanaan, efektifitas, hubungan
antar pribadi, keterampilan berkomunikasi,keefektifan lintas budaya, dan
perilaku yang bertanggung jawab.
Metode pendidikan sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan
pendidikan yang ideal. Metode yangtepat jika mengandung nilai-nilai intrinsik
dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secarafungsional dapat
dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam
tujuanpendidikan Islam. Guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab untuk
memilih, menggunakandan memberikan metode yang efektif dalam mencapai tujuan
pendidikan yang tercantum dalamkurikulum. Kepemimpinan dan pengaturan
aspek-aspek paedagogis harus dilakukan para pelaku pendidikan guna memperlancar
proses tercapainya tujuan pendidikan yang ideal.
Pengertian -
pengertian :
a.
Sentralisasi, yaitu wewenang
mengenai segala hal yang berkaitan dengan pemerintahan diatur oleh pemerintah
pusat.
b.
Desentralisasi, yaitu
penyerahan wewenang pemerintahan dan pemerintah kepada daerah otonom dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c.
Otonomi Daerah, yaitu
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturanperundang-undangan.
Berdasarkan pengamatan penyusun, asas penyelenggaraan pendidikan
yang baik yaitu dengan otonomi,yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan
terselenggaranya proses pendidikan diatur dandilaksanakan oleh daerah otonom
berdasarkan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa dan aspirasi
masyarakat, sehingga kelak para pelaku pendidikan mampu mengembangkan segala
kompetensi di daerah tempat mereka hidup.
4.2 Pengaruh Pendidikan Terhadap Manusia
Pendidikan
bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang
diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa
yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal,
baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti
pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan
tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan,
memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau
keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi
mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya
dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas,
seimbang, dan berkesinambungan.
Dalam
hal ini, terlihat adanya tekanan rangkap bagi perwujudan yang ingin dikembangkan
dalam aktivitas kegiatan di lapangan. Pertama untuk mewujudkan pencapaian
perkembangan setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan
keterlibatannya (partisipasinya) dalam aktivitas sosial dari setiap individu
yang bersangkutan. Tambahan pula, bahwa pendidikan seorang manusia mencakup
segala aspek pengalaman belajar yang diperlukan oleh manusia, baik pria maupun
wanita, sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Dengan
demikian hal itu dapat berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran
seorang manusia yang tampak pada adanya perubahan perilaku ke arah pemenuhan
pencapaian kemampuan/keterampilan yang memadai. Di sini, setiap individu yang
berhadapan dengan individu lain akan dapat belajar bersama dengan penuh keyakinan.
Perubahan perilaku dalam hal kerjasama dalam berbagai kegiatan, merupakan hasil
dari adanya perubahan setelah adanya proses belajar, yakni proses perubahan
sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi perubahan kepercayaan diri secara
penuh dengan menambah pengetahuan atau keterampilannya. Perubahan perilaku
terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau keterampilan
serta adanya perubahan sikap mental yang sangat jelas, dalam hal pendidikan
seorang manusia tidak cukup hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi
harus dibekali juga dengan rasa percaya yang kuat dalam pribadinya.
Perubahan
perilaku bagi seorang manusia terjadi melalui adanya proses pendidikan yang
berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini,
sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk
meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain,
disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi seorang manusia pemenuhan
kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat
beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih masih diperlukannya
sebagai penyempurnaan hidupnya.
Berbicara
tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan
pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya
masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan
sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh
pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan
mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta
sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.
Pendidikan
juga berpengaruh menuntun timbulnya rohani dan jasmani kanak – kanak, memberikan kesempatan padanya guna
mengembangkan bakat dan kesukaannya masing – masing dan memberikan dasar –
dasar pengetahuan, kecakapan , dan ketangkasan, baik lahir maupun batin. Dan
juga untuk mengembangkan cita – cita hidup serta membimbing kesanggupan murid
sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga – tenaga ahli dalam berbagai
lapangan khusus sesuai dengan bakat masing – masing dan kebutuhan masyarakat
atau mempersiapkan bagi pendidikan dan pengajaran tinggi.
BAB 3
KESIMPULAN
1.3
Kesimpulan
Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak bisa terpisahkan
dengan pendidikan. Pendidkan pada intinya untuk membantu manusia menjadi ‘dewasa’ dan matang secara
pribadi sehingga mereka betultumbuh menjadi pribadi-pribadi yang unggul secara
individu yang secara akumulatif akan
membentuk formasi kehidupan sosial bermasyarakat yang unggul pula berbasis pada tata susila secara
baik.
Jadi antara manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak
bisa dipisahkan untuk saling
menyempurnakan. Belajar hakikat manusia untuk
menyempurnakan proses pendidikan dan belajar hakikat pendidikan
untuk menyempurnakan manusia.
2.3
Saran
Dengan pemahaman yang baik dan benar mengenai manusia,
pendidikan, dan hubungan antara manusia dan pendidikan, maka orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan diharapkan mampu melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai insan pendidikan dengan tidak mengabaikan atau
meninggalkan tanggung jawabnya sehingga kelak mampu menjadi manusia yang
tangguh dan mampu menaklukan segala tantangan yang akan ia hadapi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Dian
Malik Alamsyah.http://jembersantri.blogspot.com/2012/10/hakikat-manusia-dan
pendidikan.html # ixzz2MNPaiMvS diakses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 17.24
·
http://de-kill.blogspot.com/2009/01/konsep-manusia-dalam-pendidikan.html Di akses pada tanggal 2 Maret 2013
pukul 17.33
·
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195204141980021-DUDUNG_RAHMAT_HIDAYAT/HAKIKAT_PENDIDIKAN.pdf
Di akses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 17.56
·
http://otakkurusak.wordpress.com/2008/04/12/manusia-dan-pendidikan/
Di akses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 18.21
·
http://yudhi-site.webs.com/apps/blog/show/5140756-hubungan-manusia-dengan-pendidikan
Di akses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 19.50
BalasHapusشركة كشف تسربات المياه بالقطيف
شركة كشف تسربات المياه بجدة
شركة كشف تسربات المياه بمكة
شركة كشف تسربات المياه بالاحساء