Rabu, 12 Februari 2014

Makalah ISBD Manusia dan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
            Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dia dirawat, dilatih, dijaga, dan dididik oleh orang tua, keluarga dan masyarakatnya menuju tingkat kematangan, sampai kemudian terbentuk potensi kemandirian dalam mengelola kelangsungan hidupnya.
            Karena manusia pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Di dalam keonteks pendidikan, manusia adalah makhluk yang selalu mencoba memerankan diri sebagai subjek dan objek. Sebagai subjek, selalu berusaha mendidik dirinya (sebagai objek) untuk perbaikan perilakunya.
            Jelaslah bahwa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik pendidikan yang berlangsung secara alami oleh orang tua atau masyarakat terlebih pendidikan tersistem yang diselenggarakan oleh sekolah. Jadi kesimpulannya adalah manusia memiliki beberapa potensi yang ada pada dirinya, yaitu potensi intelektual, rasa. karsa, karya dan religi yang bisa dan akan ditumbuh dan kembangkan melalui proses pendidikan yang baik dan terarah.
            Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hubungan manusia dengan pendidikan itu sendiri.
2.1     Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian pendidikan secara umum dan pengertian pendidikan menurut para Ahli ?
  2. Apa saja unsur – unsur pendidikan , tujuan pendidikan, jalur pendidikan dan faktor yang mempengaruhi pendidikan ?
  3. Bagaimanakah proses hidup sebagai dasar filsafat pendidikan ?
  4. Bagaimanakah hubungan manusia dengan pendidikan ?
  5. Bagaimanakah pengaruh pendidikan terhadap manusia ?

3.1     Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan secara umum dan pengertian pendidikan menurut para Ahli
  2. Untuk mengetahui  apa saja unsur – unsur pendidikan , tujuan pendidikan, jalur pendidikan dan faktor yang mempengaruhi pendidikan
  3.  Untuk mengetahui  bagaimanakah proses hidup sebagai dasar filsafat pendidikan
  4.  Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan manusia dengan pendidikan
  5. Untuk mengetahui  bagaimanakah pengaruh pendidikan terhadap manusia



BAB II
PEMBAHASAN

1.2     Pengertian Manusia dan Pendidikan
a.      Pengertian Manusia
            Manusia adalah salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi permukaan bumi Akan tetapi menurut karakter dan sifatnya, manusia bisa dikategorikan ke dalam homo sapiens, homo feber, atau homo ludens. manusia juga bisa menjadi makhluk individu ataupun makhluk sosial. Semua itu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai tujuannya.
b.      Pengertian Pendidikan
            Adapun pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat imbuhan me-, yang artinya memelihara dan memberi latihan. Selanjutnya, pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
c.       Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli
Untuk mengetahui Definisi dan Pengertian Pendidikan secara ilmiah, maka baiknya kita menyimak beberapa pendapat para ahli tentang pengertian dari Pendidikan ini :
1.      Menurut Juhn Dewey
Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda,mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang  belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2.      Menurut H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
3.      Menurut Frederick J. Mc Donald
Pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
4.      Menurut M.J. Langeveld
Pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.

d.     Unsur-unsur Pendidikan   
1.      Input  yaitu sasaran pendidikan, yaitu : individu, kelompok, masyarakat 
2.      Pendidik  yaitu pelaku pendidikan 
3.      Proses  yaitu upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain 
4.      Output  yaitu melakukan apa yang diharapkan / perilaku (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16) 

e.       Jalur Pendidikan 
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, jalur pendidikan dibagi menjadi : 
Ø  Jalur Formal (UU Sistem Pendidikan No.20 2003 Bab I Pasal 1 ayat 11)
1.      Pendidikan Dasar 
Pendidikan dasar berbentuk  Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat 
2.      Pendidikan Menengah 
Pendidikan menengah terdiri  atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah jurusan, seperti : SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yang sederajat 
3.      Pendidikan Tinggi 
Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas
Ø  Jalur Nonformal (UU Sistem Pendidikan No.20 2003 Bab I Pasal 1 ayat 12)
“Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.”
Ø  Jalur Informal (UU Sistem Pendidikan No.20 2003 Bab I Pasal 1 ayat 13)
“Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.”

f.       Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan 
Faktor yang mempengaruhi pendidikan menurut Hasbullah (2001) adalah sebagai berikut :
1.      Ideologi 
Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan pendidikan.
2.      Sosial Ekonomi 
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi memungkinkan seseorang mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 
3.      Sosial Budaya 
Masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya.
4.      Perkembangan IPTEK 
Perkembangan IPTEK menuntut untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan agar tidak kalah dengan negara maju. 
5.      Psikologi
Konseptual pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih bernilai.
2.2    Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan
            Proses pendidikan ada dan berkembang seiring dengan berkembangnya proses kehidupan manusia. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Prof. Rupert C. Lodge, yaitu “in this sense, life is education, and education is life”, yang artinya seluruh pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan, segala pengalaman sepanjang
hidup memberikan pengaruh terhadap pola pendidikan seseorang.
            Jika kita renungi pendapat Prof. Rupert C. Lodge di atas, maka secara singkat dapat dipahami bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang filsafat pendidikan adalah juga masalah hidup dan kehidupan manusia, sebab semua pengalaman yang dialami seseorang selama hidupnya dapat dikatakan sebagai proses pendidikan. Pengertian pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai dan pandangan hidup kepada manusia yang belum dewasa. Tujuannya, agar menjadi manusia dewasa, bertanggung jawab, dan mampu mandiri sesuai sifat, hakikat, dan ciri-ciri kemanusiaannya. Pendidikan formal di sekolah hanyalah sebagian kecil dalam proses pendidikan dalam kehidupan manusia.
            Berdasarkan pengertian pendidikan secara luas, berarti masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang meliputi segala aspek kehidupan dan pengalaman yang dialami manusia sejak lahir sampai mati. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses kehidupan manusia seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai kedudukan penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh John Dewey dalam analisisnya sebagai berikut:
1.      Education as a necessity on life.
2.      Education as social function.
3.      Education as direction.
4.      Education as growth.
5.      Preparation, unfolding and formal discipline.
Atau dengan kata lain pendidikan sebagai:
1.      Salah satu kebutuhan hidup.
2.      Salah satu fungsi sosial.
3.      Bimbingan.
4.      Sarana pertumbuhan.
5.      Mempersiapkan, mengembangkan, dan membentuk kedisiplinan.
Jadi, pendidikan merupakan suatu aktivitas manusia terhadap manusia dan untuk manusia, atau yang berhubungan dengan kehidupan manusia dengan segala problematikanya.
3.2    Tujuan Hidup Dan Tujuan Pendidikan
          Secara biologis, tidak ada bedanya antara manusia dan binatang. Yang membedakan manusia dengan makhluk selainnya hanyalah aspek rohaninya, yaitu bahwa manusia memiliki potensi akal budi. Dengan potensi ini, manusia dapat berpikir dan berbuat jauh melebihi binatang. Manusia dapat memahami hal-hal abstrak ataupun mengabstrakkan hal-hal konkrit.Dengan akal, manusia dapat menghubungkan sebab dan akibat, menghubungkan masa lalu dan masa datang, serta mengerti lambang dan bahasa. Dengan akal budi pula, manusia mempunyai cita-cita dan tujuan hidup. Hal itu disebabkan, akal manusia melahirkan kebudayaan, mengubah benda-benda alam menjadi benda-benda budaya sesuai dengan kehendak dan kebutuhan hidupnya. Karena akal, manusia menjadi bermoral dan menciptakan norma-norma hidup bermasyarakat.
          Manusia merupakan makhluk yang derajatnya paling tinggi. Karena manusia memiliki potensi akal budi, manusia menjadi makhluk paling bijaksana yang mencari tujuan-tujuan (homo sapiens), makhluk yang pandai bekerja, menggunakan alat (homo faber), dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan (homo ludens). Karena manusia mempunyai akal budi, maka manusia menjadi homo politicus yang akan mencari kebebasan (dirinya sendiri maupun masyarakat) dan cara menerobos batas-batasnya. Selain itu, manusia juga homo religius yang akan percaya kepada penentuan, percaya kepada takdir, dan sebutansebutan lain yang diberikan kepada manusia.
          Dengan kata lain, melalui akal budi (aspek rohani), manusia melahirkan peradaban dan adat istiadat, sopan santun dalam pergaulan, norma susila, dan cara hidup bersama, serta dapat menghayati adanya Tuhan Yang Maha Esa. Kesemuanya itu, selalu berhubungan dengan kehidupan dan cita-cita serta tujuan hidup manusia. Kehidupan manusia selalu berubah, sangat bergantung pada pengharapan, cita-cita hidup, dan atau pengalaman kebahagiaan atau kesengsaraannya dalam bermasyarakat. Setiap manusia merupakan pendukung pengalaman hidup dan kelompok sosialnya. Di sini, pendidikan memberikan makna yang luasb dan dalam bagi perubahan hidup manusia secara individu dan sosial, sejak manusia primitif sampai menjadi manusia modern. Awalnya, tujuan hidup manusia hanya sekadar untuk mengisi perut, melindungi diri dan keluarga dari serangan binatang buas, marabahaya dan lain sebagainya. Dan inilah arti pendidikan dalam lingkup sempit.
            Atas dasar bentuk pengertian pendidikan inilah, maka pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. Maka jelaslah, bahwa perkembangan kehidupan manusia dalam bermasyarakat melalui 3 tahap perkembangan, yaitu:
1. From savagery (kekejaman)
2. Through barbarism (kebiadaban)
3. To civilization (kepada peradaban)
            Dalam tingkatan berperadaban inilah, manusia mengenal peralatan, mulai dari mengetahui manfaat api untuk membakar, dan seterusnya. Artinya, kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tujuan hidupnya pun semakin jelas, yakni untuk mencari kepuasan, kemakmuran, dan kebahagiaan hidup, baik dari diri sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, lahiriah maupun rohaniahnya. Kini, manusia sudah hidup di zaman cybernetica atau abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan hidup manusia juga semakin berkembang, tidak lagi hanya sekadar urusan perut, namun pada penguasaan teknologi untuk mencari kepuasan.
            Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, manusia juga memiliki tujuan hidup dan cita-cita. Begitu juga dengan manusia Indonesia, juga memiliki cita-cita bangsa yang seluruhnya tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945 (UUD). Artinya, seluruh manusia Indonesia memiliki tujuan dan cita-cita yang sama yang ingin dicapai. Adapun tujuan hidup bermasyarakat dan berbangsa tersebut, semakin mengerucut pada tujuan di bidang pendidikan. Setiap kegiatan pendidikan merupakan bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk menuju ke suatu tujuan, dan tujuan-tujuan ini ditentukan oleh tujuan-tujuan akhir. Berikut tujuan akhir bidang pendidikan di Amerika Serikat dan Jerman Barat, serta yang ada di Indonesia:
1. Tujuan pendidikan di Amerika Serikat
·         The objective of self-realization
·         The objective of human relationship
·         The objective of economic efficiency
·         The objective of civic responsibility

2. Tujuan pendidikan di Jerman Barat
·         Kesehatan dan kecakapan
·         Kesanggupan umum untuk hidup bermasyarakat, yang khusus diperlukan untuk pekerjaannya dan pendidikan untuk masyarakat berpolitik
·         Membawa anak didik secara humanistis ke dunia kerohanian, yang akhirnya menjadikan betah dalam lingkungannya
·         Memahami dan melaksanakan agamanya sebaik mungkin
3. Tujuan pendidikan di Indonesia
            Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ketiga negara di atas hanyalah sebagian kecil contoh pemaparan tujuan pendidikan yang singkat, padat, dan jelas yang menjadi tumpuan harapan warga negaranya. Tujuan pendidikan sebenarnya sudah terlingkup dalam pengertian pendidikan sebagai usaha sadar, yang berarti usaha tersebut mengalami permulaan dan akhirnya. Ada usaha yang terhenti karena mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha tersebut belum dapat disebut berakhir. Karena pada umumnya, suatu usaha akan terhenti jika tujuannya telah tercapai. Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa fungsi tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
Mengakhiri tujuan
Mengarahkan tujuan
            Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu. Tujuan tidak hanya akan memberi arah pendidikan, tetapi juga harus memberikan motivasi. Jika dinilai, dihargai, dan diinginkan, maka tujuan adalah nilai. Tujuan juga mempunyai fungsi menyediakan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi proses pendidikan. Jika seseorang akan menguji peserta didik atau memberi pengakuan terhada sekolah atau perguruan tinggi, maka ia harus mempunyai acuan tujuan pendahuluan.
4.2    Hubungan Manusia Terhadap Pendidikan
            Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkanpengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untukmemungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.
            Filsafat dalam pendidikan (filsafat pendidikan) digunakan untuk memecahkan problem hidup dankehidupan manusia sepanjang perkembangannya dan digunakan untuk memecahkan problematikapendidikan masa kini.
            Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan.Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang dibekali dengan berbagai kelebihan, di antaranyakemampuan berfikir, kemampuan berperasaan, kemampuan mencari kebenaran, dan kemampuanlainnya. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak akan berkembang apabila manusia tidak mendapatkan pendidikan. Allah SWT dengan jelas memerintahkan kita untuk “IQRO” dalam surat Al-Alaq yangmerupakan kalamullah pertama pada Rosulullah SAW. Iqro di sini tidak bisa diartikan secara sempitsebagai “bacalah”, tetapi dalam arti luas agar manusia menggunakan dan mengembangkankemampuan-kemampuan yang telah Allah SWT berikan sebagai khalifah fil ardl. Sehingga pendidikanmerupakan sarana untuk melaksanakan dan perwujudan tugas manusia sebagai utusan Allah di bumiini.
            Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengansesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
            Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadiyang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia tanpakehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati bahwa dalam pribadi individu tumbuhatas dua kekuatan yaitu : kekuatan dari dalam (kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantaramenyebutnya dengan istilah “faktor dasar” dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki HajarDewantara menyebutnya dengan istilah “faktor ajar”.Teori konvergensi yang berpendapat bahwa kemampuan dasar dan faktor dari luar saling memberipengaruh, kedua kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh lingkungan, danlingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern (dari dalam) berkembang dan hasilperkembangannya digunakan untuk mengembangkan pribadi di lingkungan. Factor dari luar danlingkungan kadang tidak berkembang dengan baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-halnegatif yang timbul dari luar dirinya.
            Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesamamanusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuanakhir.
            Secara sederhana Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa, “Pendidikan adalah bimbingan secara sadaroleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknyakepribadian yang utama.Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitasyang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan GBHN1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air,mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargaijasa pahlawan, dan berorientasi pada masa depan.
            Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UUSPN dan PP No 29 Tahun 1990. selain pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia, pendidikan juga diperuntukkan guna pembinaan masyarakat. Berikut adalah penjelasannya : Pengembangan kehidupan sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
·         memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan,
·         membiasakan untuk berprilaku yang baik,
·         memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,
·         memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
·         memberikan kemampuan untuk belajar, dan membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri.
Pengembangan kehidupan sebagai anggota masyarakat :
·         memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat,
·         menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup,
·         memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengembangan kehidupan sebagai warga Negara mencakup upaya untuk :
·         mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga Negara RI,
·         menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan Negara,
·         memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengembangan kehidupan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk :
·         meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
·         meningkatkan kesadaran tentang HAM,
·         memberikan pengertian tentang ketertiban dunia,
·         meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antar bangsa,
·         mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.Pembinaan tersebut pada dasarnya dipersiapkan untuk kehidupan riil dan material di dunia sertakehidupan di akhirat kelak.
            Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah/lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama pendidikan, masyarakat sebagaitempat berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga formal dalam pendidikan.
            Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak. Keluarga yangmenghadirkan anak ke dunia, secara kodrat bertugas mendidik anak. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dikeluarga akan sangat membekas dalam diri individu setelah individu makin tumbuh berkembang.Selanjutnya pengaruh dari sekolah dan masyarakat yang akan tertanam dalam diri anak. Kata kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang berasal dari kata persona (bahasa Latinyang berarti kedok/ topeng) yang maksudnya menggambarkan perilaku, watak/ pribadi seseorang. Halitu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalamarti kepribadian yang baik ataupun yang kurang baik.
            Kepribadian adalah suatu totalitas psikophisis yang kompleks dari individu sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik. Hal-hal yang ada pada diri individu atau pribadi manusia pada dasarnya harus mendapatkan pendidikan, yakni akal, perasaan, kemauan, pendidikan jasmani atau mental,kemampuan atau keterampilan, serta intelektualnya. Semua hal tersebut dididik guna mencapaikepribadian yang baik.
            Masyarakat merupakan tempat kedua bagi individu dalam berinteraksi. Karena keluarga terdapat danberkumpul dalam suatu masyarakat. Secara sadar atau tidak keadaan masyarakat cukup memberipengaruh kepada kepribadian seseorang. Kedudukan individu dalam masyarakat merupakan kondisiatau situasi yang tidak dapat dihindari karena individu juga merupakan makhluk social yang pastimembutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Artinya, individu itu dependen dalam masyarakat.
            Kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal adalah kurikulum yang sesuai dengan perkembangandan tuntutan jaman. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yangnormal. Pembinaan kepribadian merupakan kajian utama kurikulum. Materi program berupa kegiatanyang dirancang untuk meningkatkan self-esteem, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalahperumusan tujuan, perencanaan, efektifitas, hubungan antar pribadi, keterampilan berkomunikasi,keefektifan lintas budaya, dan perilaku yang bertanggung jawab.
            Metode pendidikan sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang ideal. Metode yangtepat jika mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secarafungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuanpendidikan Islam. Guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab untuk memilih, menggunakandan memberikan metode yang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalamkurikulum. Kepemimpinan dan pengaturan aspek-aspek paedagogis harus dilakukan para pelaku pendidikan guna memperlancar proses tercapainya tujuan pendidikan yang ideal.
Pengertian - pengertian :
a.       Sentralisasi, yaitu wewenang mengenai segala hal yang berkaitan dengan pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat.
b.      Desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintahan dan pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c.       Otonomi Daerah, yaitu kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturanperundang-undangan.
            Berdasarkan pengamatan penyusun, asas penyelenggaraan pendidikan yang baik yaitu dengan otonomi,yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan terselenggaranya proses pendidikan diatur dandilaksanakan oleh daerah otonom berdasarkan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat, sehingga kelak para pelaku pendidikan mampu mengembangkan segala kompetensi di daerah tempat mereka hidup.
4.2    Pengaruh Pendidikan Terhadap Manusia
            Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
            Dalam hal ini, terlihat adanya tekanan rangkap bagi perwujudan yang ingin dikembangkan dalam aktivitas kegiatan di lapangan. Pertama untuk mewujudkan pencapaian perkembangan setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan keterlibatannya (partisipasinya) dalam aktivitas sosial dari setiap individu yang bersangkutan. Tambahan pula, bahwa pendidikan seorang manusia mencakup segala aspek pengalaman belajar yang diperlukan oleh manusia, baik pria maupun wanita, sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya masing-masing.
            Dengan demikian hal itu dapat berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran seorang manusia yang tampak pada adanya perubahan perilaku ke arah pemenuhan pencapaian kemampuan/keterampilan yang memadai. Di sini, setiap individu yang berhadapan dengan individu lain akan dapat belajar bersama dengan penuh keyakinan. Perubahan perilaku dalam hal kerjasama dalam berbagai kegiatan, merupakan hasil dari adanya perubahan setelah adanya proses belajar, yakni proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi perubahan kepercayaan diri secara penuh dengan menambah pengetahuan atau keterampilannya. Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan sikap mental yang sangat jelas, dalam hal pendidikan seorang manusia tidak cukup hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi harus dibekali juga dengan rasa percaya yang kuat dalam pribadinya.
            Perubahan perilaku bagi seorang manusia terjadi melalui adanya proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi seorang manusia pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.
            Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh  pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.
            Pendidikan juga berpengaruh menuntun timbulnya rohani dan jasmani kanak – kanak, memberikan kesempatan padanya guna mengembangkan bakat dan kesukaannya masing – masing dan memberikan dasar – dasar pengetahuan, kecakapan , dan ketangkasan, baik lahir maupun batin. Dan juga untuk mengembangkan cita – cita hidup serta membimbing kesanggupan murid sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga – tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengan bakat masing – masing dan kebutuhan masyarakat atau mempersiapkan bagi pendidikan dan pengajaran tinggi.


BAB 3
KESIMPULAN

1.3   Kesimpulan
            Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak bisa terpisahkan dengan pendidikan. Pendidkan pada intinya untuk membantu  manusia menjadi ‘dewasa’ dan matang secara pribadi sehingga mereka betultumbuh menjadi pribadi-pribadi yang unggul secara individu yang secara  akumulatif akan membentuk formasi kehidupan sosial bermasyarakat yang  unggul pula berbasis pada tata susila secara baik.
            Jadi antara manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa  dipisahkan untuk saling menyempurnakan. Belajar hakikat manusia untuk  menyempurnakan proses pendidikan dan belajar hakikat pendidikan untuk  menyempurnakan manusia.
2.3   Saran
            Dengan pemahaman yang baik dan benar mengenai manusia, pendidikan, dan hubungan antara manusia dan pendidikan, maka orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan diharapkan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai insan pendidikan dengan tidak mengabaikan atau meninggalkan tanggung jawabnya sehingga kelak mampu menjadi manusia yang tangguh dan mampu menaklukan segala tantangan yang akan ia hadapi.








DAFTAR PUSTAKA

·         http://de-kill.blogspot.com/2009/01/konsep-manusia-dalam-pendidikan.html Di akses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 17.33
·         http://otakkurusak.wordpress.com/2008/04/12/manusia-dan-pendidikan/ Di akses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 18.21
·         http://yudhi-site.webs.com/apps/blog/show/5140756-hubungan-manusia-dengan-pendidikan Di akses pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 19.50








1 komentar: