PARAGRAF
2.1
Pengertian
Paragraf atau Alinea
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu
kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea
yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun,
dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian
karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi,
alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan
untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
2.2
Bagian-bagian paragraf
Pada umumnya alinea
terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa alinea pada
umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan kandungannya, kalimat
dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat pengembangan,
kalimat penutup, dan kalimat penghubung.
2.3
Tujuan pembentukan paragraf
a.
Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema
b.
Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan
normal
2.4
Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas
kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan
atau mendukung ide utama.
a.
Ciri kalimat topik :
·
Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan
lebih lanjut
·
Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
·
Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan
kalimat lain
·
Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
b.
Ciri kalimat pendukung :
·
Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri
sendiri
·
Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu alinea
·
Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung
atau frasa penghubung atau kalimat transisi
·
Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data
lain yang bersifat mendukung kalimat topik
2.5
Syarat-syarat paragraf yang baik
Tidak semua kumpulan kalimat dapat
dikatakan sebagai sebuah paragraf, dan tidak semua paragraf dapat dikatakan
sebagai paragraf yang baik. Kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan
memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebuah paragraf.
Paragraf yang baik hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan,
kelengkapan, dan urutan.
Paragraf hendaknya hanya memuat
satu kalimat topik dan setiap paragraf hendaknya memiliki unsur kelengkapan,
yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa fakta-fakta atau
contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut
hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara lengkap, syarat paragraf yang
baik adalah sebagai berikut.
Suatu paragraf
dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila
paragraf itu lengkap, artinya mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf harus memenuhi
persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-syarat tersebut antara
lain.
a.
Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud
dengan kesatuan (unity) adalah bahwa paragraf tersebut harus memperlihatkan
dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kesatuan di sini tidak
boleh diartikan bahwa saja hanya memuat satu hal saja. Sebuah alinea yang
mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian,
tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud
tunggal. Maksud tungggal itulah yang ingin disampaikan penulis dalam alinea itu
(Keraf, 1980:67).
Jadi kesatuan atau
unity di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti
kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung
pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf yang
memenuhi persyaratan kesatuan:
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali.
Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi
mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang
kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama
belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila paragraf
di atas kita analisis, akan kita temukan:
·
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
·
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian, berasal
dari keluarga biasa, terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur
penunjang pada paragraf di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan
perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk eksatuan ide
(unity).
b.
Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang
harus dipenuhi sebuah paragraf adalah bahwa paragraf tersebut harus mengandung
koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila
hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut,
baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti
jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau
semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak
terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf, 1980:75).
Kepaduan
bergantung dari penyusunan detil-detil dan gagasan-gagasan sekian macam
sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bgaian-bagian
tersebut. Jika sebuah paragraf tidak memliki kepaduan, maka pembaca seolah-olah
hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari
yang lain, masing-masing dengan gagasannya sendiri, bukan suatu uraian yang
integral.
Pendeknya sebuah
paragraf ang tidak memiliki kepaduan yang baik, akan menghadapkan pembaca dengn
loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, menghadapkan pembaca dengan
urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau pengembangan gagasan utamanya
dengan perincian yang tidak logis dan tidak lagi berorientasi kepada pokok
utama tadi.
Dengan demikian
kalimat-kalimat dalam paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang dapat berdiri
sendiri. Kalimat-kalimat tersebut harus mempunyai hubungan timbal balik,
artinya kalimat pertama berhubungan dengan kalimat kedua, kalimat kedua
berhubungan dengan kalimat ketiga, demikian seterusnya. Koherensi suatu
paragraf dapat ditunjukkan oleh:
·
Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut
repetisi
·
Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi
·
Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
·
Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata
tertentu atau ellipsis
Berikut ini
dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf
(1980:80-81).
·
Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang
telah disebut, misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di
damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
·
Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya:
tetapi, namun, bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun,
meskipun.
·
Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama
halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
·
Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu,
oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
·
Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk
maksud itu, untuk maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
·
Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh
intensifikasi: singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya,
dengan kata lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
·
Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu,
segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian.
·
Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di
situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Contoh paragraf menggunakan transisi yang benar.
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat
membosankan, sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini
disebabkan bahwa kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang
sudah diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan
mahasiswa. Di samping itu mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia
sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah
mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu
menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah
yang akan diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para
pengajar.
Perhatikan kata
atau frase transisi yang digunakan (digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat.
Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan
hubungan antar kalimat tidak jelas.
c.
Kejelasan
Suatu paragraf
dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oelh sejumlah kalimat
penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal
tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas
penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran
utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan antar
kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang) dapat dilihat
dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu
(kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab,
umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-contoh
dan dnegan detail fakta.
d.
Urutan (orderly)
Urutan ini
berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki
urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan. Hanya saja,
untuk urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki keruntunan.
2.6
Jenis-Jenis Paragraf
a.
Berdasarkan coraknya:
·
Eksposisi
Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf
yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi,
mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk
memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya
pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a)
Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah,
metode atau melaksanakan suatu tindakan.
b)
Gaya penulisannya bersifat imformatif.
c)
Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa
dicapai oleh alat indra.
d)
Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa,
siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman
dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya
bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi
juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik
sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal,
dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun
lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang
mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan.
Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur
rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang
terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan
jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
a)
Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan
menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan
adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang
tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan.
Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah
memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan
berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata
juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti
influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski
memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan
karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan
tumbuhan liar yang lain.
b)
Eksposisi Klasifikasi ialah paragraf yang membagi
sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:
Sistem
penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan
wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan
karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang.
Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan
pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
c)
Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan
pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses:
Lemon dan
jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah
ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan
sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya
ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar,
kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah
itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan
konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.
d)
Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya
menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.
Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau
kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan
"bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya,
kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari
berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka
kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini
menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti
daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang
papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang
permanen.
e)
Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah
"akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi pertentangan:
Orang yang
gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam.
Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke
mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan
sempit di desa-desa.
f)
Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi
pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat
kabar
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang
daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor
daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai
70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
g)
Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba
menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal
lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah
jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya.
Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit.
Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
h)
Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu
masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian
masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis:
Beragam teori
dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang
berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn
memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang
dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …
·
Argumentasi
Paragraf Agumentasi ialah jenis paragraf yang
mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan
fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide,
gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
a)
Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
b)
Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya
biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
c)
Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan
penelitian.
d)
Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
a)
Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh Pola Analogi:
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar
di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan
kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan
padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia
akan berdiri tegak.
b)
Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran
induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh Pola Generalisasi:
Setelah karangan anak-anak kelas 8
diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak
yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai
kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
c)
Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat.
Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat:
Kemarau tahun ini cukup panjang.
Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di
samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk
yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu
gagal.
·
Deskripsi
Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang
menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca.
Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa
yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Deskriptif:
Masih melekat
di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang
tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang
datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut
yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali
lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan
biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus
menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena
percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan
teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati
keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa
wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air,
atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan
pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional
pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
·
Menggambarkan
atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
·
Penggambaran
dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan).
·
Bertujuan
agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang
dideskripsikan.
·
Menjelaskan
ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara
terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat pola
pengembangan paragraf, yaitu:
a) Pola Spasial
b) Pola Sudut Pandang
c) Pola sudut pandang adalah pola
pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu
objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.
Pola
Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai
kesan atau opini dari penulis.
2.
Pola
Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan
objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
·
Persuasi
Paragraf Persuasi
ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai,
penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
a)
Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia
dapat diubah.
b)
Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
c)
Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau
penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
d)
Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar
kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
e)
Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragraf
persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara
kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan
asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual
atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah
meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan
biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di
aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil
menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat
ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda
berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh
masyarakat Hindu di Bali.
·
Narasi
Paragraf Narasi ialah jenis paragraf yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf
narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi
kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa,
sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh,
setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf narasi:
Kemudian
mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut
dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya
beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan
memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut
kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya,
yaitu:
a) Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi
yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga
pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu,
sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah
kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis
melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke
tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis
yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars
Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
b) Narasi Sugestif ialah jenis narasi
yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang.
Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan
novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena
sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih
Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke
tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang
itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi
ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan
tetapi, semuanya gagal.
b.
Macam-macam paragraf
berdasarkan tujuannya
·
Paragraf pembuka
Paragraf pembuka
biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Dalam karangan ilmiah,
paragraf pembuka dapat berupa:
·
garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting;
·
pemaparan isi dan maksud judul karangan;
·
kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan;
·
sitiran dari suatu pendapat;
·
pembatasan objek dan subjeknya;
·
pemaparan arti penting masalah yang akan dibicarakan;
·
gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau lahir pada
tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia
sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam gara-gar
waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey, AS. Oarng
tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen kepadanya.
Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh ranting dan pohon
kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa celaka. Inilah asal
mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
·
Paragraf penghubung
Paragraf penghubung
berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik,
paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Ada beberapa pola
penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat
dijadikan pedoman, yaitu :
1)
Pola Urutan Waktu
Dalam pola urutan
waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh :
Ø Secara Eksplisit
Maharani Puspita Sari tidak hnaya
berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau teman-temannya. Selanjutnya,
ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah di sekitar jalan tol.
Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu Pengetahuan
Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat
sebagai pemanang harapan.
Ø Secara Implisit
Ketukan tangan kecil di daun pintu
sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu
membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat
berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun
ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong, berlalu kerumah lain
untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu
dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari
ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan tangkapan yang lumayan,
tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu adalah
melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai ratusan
ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
2)
Pola Runtutan Tingkat
Dalam pola urutan
tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai
dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya.
Contoh :
Meskipun tingkat
pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari satu negara
ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat diterima.
Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk ...
kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan
pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan
penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang
positif, ... keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin
keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan
membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa.
3)
Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan
apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung
rugi, salah benar, berg una tidak berguna, dan
sebagainya.
Contoh :
Pernyataan bahwa
business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang.
Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang
primitif beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way
of life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak
pejabat yang bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa
fungsi farming is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan
konsumsi.,sebab usaha pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam
masyarakat taninya. Tetapi haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal
produksi, dan itulah business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti
keadaan petani-peternak yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’
dengan cara ‘modern’. Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat
dalam usaha jual dan beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli
alat-alat, serta bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam
keadaan subsistence, petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai
businessmen, dan selalu bertindak
secara itu.
4)
Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan
tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat
lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan,
dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan
tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang
penting sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu
bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua
perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah
ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong
bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu
malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring),
atau menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut
selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya
jaring.
5)
Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks
ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan
klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam
pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks,
penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin
meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat
seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah dicekoki obat
mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu. Hadirin menarik
nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi setelah film
berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
6)
Pola Urutan Antikimaks
Pola urutan
antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan
antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens
sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama),
klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke
antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
7)
Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan
khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu
hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh :
Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga
sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang
serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
8)
Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini,
penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat
dari pernyataan itu.
Contoh :
Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau
Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin
meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang
kelihatan hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu
membuat bak mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan.
Beberapa penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga
sumur yang ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut.
Air itu tak dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
9)
Pola Urutan Tanya - Jawab
Dalam pola urutan
tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk
pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi
agar diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi
hendaknya tidak mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur
agar diskusi berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan
bersama, dan harus menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta
menjuruskan kearah pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan
oleh seorang peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat
harus mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus
membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
·
Paragraf penutup
Paragraf penutup
biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup
yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong
tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya
(radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar
radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan
yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan
tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian
terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis
dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan
terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup
yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang
dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala
rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu
mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka.
Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata
nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika
mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya
mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup
yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa
ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang
menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya
stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi
Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan
lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap
lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu
eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu
Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup
yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi
KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia.
Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan
perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya
para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri
pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah
pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea penutup
yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman
ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan
peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan
sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran
para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
c.
Macam-macam paragraf
berdasarkan letak kalimat utama atau pola penalarannya
·
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan
pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk
diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan
dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya untuk membuka usaha baru.
·
Paragraf induktif
Paragraf induktif
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan
uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari
bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi
kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat.
Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
·
Paragraf campuran
Paragraf campuran
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Kalimat
utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan
bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
d.
Macam-macam paragraf
berdasarkan isi
·
Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi
ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema
paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan
sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan
sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi
basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah
rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang
ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang
melenggang tenang dan penuh pesona.
·
Paragraf proses
Paragraf proses
ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat
dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau
proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
·
Paragraf efektif
Paragraf efektif
adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas
satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada
kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
2.7
Pengembangan
paragraf.
·
Model
pengembangan paragraf
Sebuah paragraf dikembangkan menurut sifatnya
dan tidak selalu denagn satu pola, melainkan dapat dengan dua pola atau lebih.
Informasi yang ingin dikembangkan dapat saja denagn menggunakan pola
sebab-akibat sekaligus dengan pola pertentangan. Pola kronologi dan ilustrasi
umumnya banyak digunakan oleh penulis untuk mengembangkan gagasannya. Pola-pola
lainnya digunakan menurut kebutuhan dan selera penulis.
Dalam tulis menulis ada berbagai cara dapat
digunakan untuk mengembangkan paragraf. Sekurang-kurangnya ada sembilan model
pengembangan yang dapat ditemukan, yaitu pengembangan dengan contoh,
pengembangan dengan definisi, pengembangan dengan persamaan-perbedaan,
pengembangan sebab-akibat, pengembangan dengan klasifikasi-divisi, pengembangan
dengan kronologi, pengembangan denagn ilustrasi, pengembangan dengan analogi,
dan pengembangan dengan repitisi. Selain itu, pengembangan dengan mengombinasikan
berbagai pola sekaligus juga sering dilakukan penulis. Setiap model
pengembangan mempunyai karakter dan kelebihan masing-masing.
1) Pengembangan paragraf dengan contoh
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara
memberikan contoh-contoh yang memadai terhadap apa yang telah disebutkan dalam
kalimat topik. Contoh-contoh dapat diberikan baik sebelum maupun sesudah
kalimat topik bergantung pada cara berpikir deduktif atau induktif.
Metode contoh dipergunakan untuk menjelaskan gagasan utama paragraf dengan
kalimat-kalimat penjelas. Kalimat penjelas yang berupa contoh:
a.contoh-contohspesifik,
b. contoh-contoh seperlunyauntukmenunjangsuatukesimpulan,
c. contoh yang ada hubungan langsung dengan gagasan utama paragraf.
Contoh:
Sebelas tahun yang
lalu di Indonesia mengimporkan gerbong - gerbong kereta api dari Perancis.
Rupanya cukup mentereng, dan sebagian dilengkapi dengan alat-alat Air
Conditioning. Manakah sekarang gerbong - gerbong itu ? sudah rusak dalam
keadaan tak terpelihara, patut dipakai pada trayek-trayek tingkat 3 saja guna
mengangkut anak - anak sekolah dan kaum petani dari pedusunan ke kota. Sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi
untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan
maksud penulis.
Teknik Contoh penggunaan contoh-contoh untuk memberi bukti terhadap generalisasi yang sifatnya umum. Contoh :
Dalam rangka mengatasi
ketinggalan desa, baik dalam bidangpembangunan ataupun dalam bidang
pengetahuan, berbagai usahatelah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk desa
(AMD) sudahlama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan
jalan,pembuatan jembatan, pemugaran kampung. Contoh lain KKN yangdilaksanakan
oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pundinikmati oleh desa yang
bersangkutan, misalnya : peningkatanpengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikandalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir
suratkabar juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya belumkelihatan.
Barangkali perlu dipikirkan program selanjutnya misalnyabahasa nasional (bahasa
Indonesia) masuk desa.
2)
Pengembangan
paragraf dengan definisi
Pengembangan paragraf dengan definisi digunakan
apabila seorang penulis bermaksud menjelaskan suatu istilah yang mengendung
konsep yang dianggap baru bagi pembaca agar pembaca memperoleh pengertian yang
jelas dan tepat mengenai hal itu. Untuk memberi batasan yang menyeluruh tentang
suatu istilah, kadang-kadang penulis menguraikan panjang-lebar dalam beberapa
kalimat sekaligus, bahkan dapat mencapai beberapa paragraf.
Dalam hal ini, pengembangan paragraf dengan
definisi yang baik sangat berkaitan dengan cara membuat definisi yang baik.
Definisi formal yang baik meletakkan kata yang didefinisikan dalam kelompok
itu. Perhatikan definisi berikut ini:
Ayam adalah unggas yang bersayap pendek sehingga umumnya tidak dapat
terbang jauh.
Kata unggas adalah kelas dari ayam.
Antara ayam dan anggota kelompok unggas yang lain, seperti burung, entok, dan
angsa dibedakan oleh ciri bersayap pendek sehingga umumnya tidak dapat
terbang jauh.
Selain dapat digunakan untuk menjelaskan istilah
yang akan dibahas di dalam paragraf itu, cara pengembangan paragraf ini juga
tepat untuk memberikan dasar pengertian terhadap hal yang akan dibahas.
Bagaimanapun harus diakui bahwa sebuah istilah tidak cukup hanya dijelaskan
dalam bentuk definisi, terutama untuk hal yang abstrak. Istilah frustrasi
dimasukkan dalam kelompok kelas perasaan orang kemudian ditunjukkan
perbedaannya dengan perasaan-perasaan lain dengan memperhatikan penyebab
timbulnya perasaan itu. Dalam bentuk yang lebih luas, yaitu paragraf, batasan
kata frustrasi itu dapat lebih diperjelas menjadi sebagai berikut.
Frustrasi adalah
perasaan seseorang akibat tidak dapat mencapai apa yang diharapkan atau
diinginkan. Ketika seorang pemuda tidak dapat merebut hati
gadis yang amat dicintainya, atau ketika seorang petani yang sudah
menginvestasikan sebagian besar uangnya untuk menanam padi, tetapi tidak panen
sama sekali, dapat merasa frustrasi. Dengan
kata lain, frustrasi pada dasarnya adalah perasaan kecewa seseorang karena
tidak berhasil memperoleh apa yang dinginkan.
3) Pengembangan paragraf dengan
pembandingan-pengontrasan
Pembuatan paragraf dengan pola ini biasanya
membandingkan dua hal yang diantara keduanya memiliki persamaan ciri. Pada
prinsipnya, walaupun terdapat persamaan ciri tetap ditemukan perbedaan hal-hal
yang diperbandingkan. Urutan penyajian, yaitu menentukan mana yang terlebih
dahulu, persamaannya dahulu atau perbedaannya dahulu. Perhatikan contoh
paragraf berikut.
Anak yang cerdas tidak hanya mampu memecahkan
masalah yang berhubungan dengan pengetahuan yang dihadapi oleh anak-anak
seusianya, tetapi juga masalah yang biasanya hanya bisa dipecahkan oleh
anak-anak yang jauh lebih tua. Anak seperti itu disebut lebih tinggi umur
mentalnya dari pada umur kronologisnya (umur menurut kalender). Sebaliknya,
untuk seorang anak yang bodoh, dengan kemampuan di bawah rata-rata, tentu tidak
akan mampu menangani permasalahan yang umumnya dapat ditangani oleh anak-anak
seusianya. Ia di sebut lebih rendah umur mentalnya daripada umur kronologisnya.
4) Pengembangan paragraf dengan sebab
akibat
Dalam pengembangan ini, hubungan kalimat-kalimat
dalam sebuah paragraf berbentuk sebab-akibat. Suatu paragraf mungkin berisi
satu sebab dengan banyak akibat, atau sebaliknya berisi satu akibat yang banyak
sebab. Jika akibat dijadikan sebagai gagasan utama, perlu dikemukakan sejumlah
sebab sebagai rinciannya. Berikut beberapa contoh paragraf sebab-akibat.
Keberadaan industri komponen di dalam negeri
masih berada dalam kondisi rapuh sehingga
sulit diharapkan untuk dapat mendukung keberadaan industri otomotif. Akibatnya,
industri otomotif nasional hingga kini masih tinggi tingkat ketergantungannya
kepada komponen impor. Tingkat ketergantungan yang masih tinggi itu berakibat pada
masih tingginya harga otomotif di tanah air.
5) Pengembangan paragraf dengan
klasifikasi divisi
Kalimat topic dapat berupa pengelompokan
beberapa maujud, dapat pula berupa pemecahan sesuatu atas bagian-bagian atau
unsure-unsurnya.
Dalam kalimat atas dasar apa yang dimakannya,
hewan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu carnivore dan
herbivore kita berpikir secara klasifikatif. Sebaliknya, dalam kalimat vitamin
C dapat diperoleh dari jeruk, tomat, dan mangga kita berpikir secara
divisionis. Denga kata lain, klasifikasi berkaitan dengan upaya mencari
kelompok besar yang mencakup objek yang dibicarakan, sedangkan divisi berkaitan
dengan upaya mencari kelompok kecil sebagian objek yang dapat diambil.
Baik dengan pengelompokkan (klasifikasi) maupun
pemecahan (divisi), penulis harus mempunyai criteria klasifikasi dan divisi
berkaitan dengan upaya mengembangkan paragraph ini.
·
Contoh
paragraph dikembangkan dengan cara klasifikasi adalah sebagai berikut.
Berdasarkan tingkat
pendidikannya, tenaga kerja yang tersedia di pasar Indonesia dapat dibagi tiga
kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah mereka yang berpendidikan dasar (SD
dan SMP), yang berpendidikan menengah, dan yang berpendidikan tinggi. Kelompok
yang berpendidikan rendah lebih banyak daripada kelompok yang berpendidikan
menengah atau tinggi.
·
Contoh
paragraph dikembangkan dengan pola divisi.
Beberapa pengungsi
dari Timtim pascajajak pendapat itu ternyata bukan hanya berasal suku Timor
saja. Di antaranya ada orang-orang Jawa, orang Bali, orang NTT, dan orang dari
daerah lain meskipun jumlahnya amat kecil.
6)
Pengembangan
paragraf dengan kronologi
Pengembangan paragraph secara kronologis pada
umumnya dipakai dalam paragraph kisahaan dengan mengembangkan setiap bagian
dalam proses. Pengembangan itu dilakukan dengan memerikan suatu peristiwa,
membuat atau melakukan sesuatu secara berurutan, selangkah demi selangkah,
secara kronologis. Pengembangan dengan cara ini sangat membantu pembaca untuk
memahami jalinan cerita yang dipaparkan penulis. Pembaca dengan mudah dapat
menangkap atau memahami apa yang dimaksud penulis.
Seperangkat kata dapat digunakan sebagai penanda
urutan waktu itu, seperti pertama-tama, mula-mula, kemudian, sesudah itu,
selanjutnya, dan akhirnya. Perhatikan contoh berikut.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, Bagas mulai terjun dalam dunia kehumasan.
Ia, saat itu, telah menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang manajemen
dari Universitas Indonesia di Jakarta dan menduduki posisi asisten humas di
Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Setelah bekerja selama dua tahun, Bagas melanjutkan
sekolahnya di Australia National University di Melbourne, Autralia sambil
menjadi karyawan di kantor perwakilan agen perjalanan wisata milik Sahid di
sana. Dalam waktu yang relative singkat, dua tahun, ia mampu menyelesaikan
studinya dan meraih gelar Master of
Science dalam bidang pemasaran. Kemudian, ia kembali ke Jakarta dan
mendapat kesempatan menduduki posisi manajer hubungan masyarakat di Hotel Sahid
Jaya. Kini, seiring dengan pengalaman yang dimilikinya, Bagas telah menduduki
jabatan sebagai direktur hubungan masyarakat sebuah hotel berbintang lima,
Shangri-La yang terletak di kawasan Jakarta Pusat.
Dengan pengembangan paragraf seperti itu penulis
memaparkan suatu keadaan atau proses setahap demi setahap berdasarkan urutan
waktu.
Jika kita perhatikan contoh paragraf pertama di
atas, penulis ingin memaparkan perjalanan hidup seorang tokoh yang bernama
Bagas. Peristiwa yang dahulukan oleh si penulis adalah saat Bagas mulai terjun
dalam bidang kehumasan setamat dari kuliah. Penulis meneruskan paparannya
hingga tokoh yang diceritakan meraih sukses sebagai direktur hubungan
masyarakat sebuah hotel berbintang lima.
7)
Pengembangan
paragraf dengan ilustrasi
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan
dalam paragraf paparan (ekspositoris) untuk menyajikan suatu gambaran umum atau
khusus tentang suatu prinsip atau konsep yang dianggap belum dipahami oleh pembaca.
Pengembangan paragraf ini biasa digunakan oleh penulis yang ingin memaparkan
sesuatu yang dilihatnya.
Pemaparan disajikan mengikuti kesan demi kesan
yang ditangkap oleh indera penglihatannya. Dengan mengambil titik tolak pada
posisi tertentu, pemaparan dimulai secara beruntun dari benda yang terdekat ke
benda yang lebih jauh/dalam letaknya, dari suatu ruang ke ruang lainnya.
Kesinambungan antarbagian yang dipaparkan harus terjaga agar isi paragraf dapat
dipahami dan diikuti oleh pembaca. Pada pengilustrasian itu, penulis dapat
menggunakan kata-kata seperti di sebelah kiri, sedikit di atasnya, menjoorok
sedalam satu meter, dan memebnetuk sudut 45 derajat.
Waktu pertama kali bertemu dengan Chairil Anwar,
orang akan menyangka dia orang Indo. Rambutnya yang kepirang-pirangan selalu
jatuh membuyar ke pelipis kanan dan selalu dibenahinya cepat ke belakang dengan
gerak yang cepat dan gesit. Putih matanya selalu kemerah-merahan, dihidupi oleh
biji mata coklat muda bening, selalu sayup melihat arah kejauhan, tapi juga
selalu gesit dan cemerlang, disertai gerak-gerik kenakalan. Tidak sejenak pun
dia dapat diam, semua pada dirinya bergerak: kata-katanya, matanya, jarinya,
selalu dan kehadirannya. Kehadirannya membawa suasana dianamis, gesit dan
gerak. (Hari-Hari Akhir Si Penyair)
Sumatra adalah pulau yang terletak di sebelah
barat wilayah Indonesia. Pulau ini membujur dari barat laut (Provinsi Aceh)
sampai ke tenggara (Provinsi Lampung) sepanjang lebih kurang 2.600 km. Di
punggung pulau ini terdapat deretan pegunungan dengan puncak-puncaknya yang
tinggi dan berjenjang lebih kurang 1.650 km dan lebar 110 km, yang terkenal
dengan nama Bukit Barisan. Kawasan barat pulau ini tanahnya amat subur dan kaya
akan tambang, seperti batu bara, biji nikel, dan emas. Sepanjang bagian timur
sebagain besar berupa dataran rendah dan rawa-rawa. Daerah ini kaya akan sumber
minyak.
Dengan cara ini pembaca diharapkan dengan mudah
smenangkap konsep yang dimaksudkan oleh penulis. Pembaca seolah-olahdibawa ke
alam nyata, kesituasi yang sebenarnya.
8)
Pengembangan
paragraf dengan analogi
Pengembangan paragraf dengan cara ini diberikan
contoh gambaran yang berbeda, tetapi mempunyai kesamaan, baik dalam hal bentuk
maupun fungsi. Pengembangan ini biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu
yang sudah dikenal dengan yang belum dikenal. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan yang kurang dikenal, seperti yang tampak pada contoh berikut.
Di usianya yang ke-32, karier pesepakbola
Juergen Klinsmann malah semakin bersinar. Banyak klub ternama dunia yang berebut
untuk mendapatkan pemain berambut pirang ini. Hal itu tidak mengherankan
mengingat ia adalah pemain yang keterampilannya di atas rata-rata. Seperti
layaknya seekor kijang atau kancil, yang mempunyai bentuk tubuh ramping,
cekatan untuk berkelit, lincah gerakannya, larinya kencang sehingga sulit untuk
ditangkap, cerdik sekaligus licik, demikianlah sosok Klinsmann. Klinsi,
demikian ia dijuluki, memang dikenal sebagai pemain yangs ering berpura-pura
terjatuh dan kesakitan di daerah kotak penalti lawan untuk mengelabui wasit
sehingga dengan itu wasit akan menghadiahi tendangan penalti baginya. Tahun
depan, kapten kesebelasan tim nasional Jerman ini akan meninggalkan klub Bayern
Munchen dan akan bergabung dengan klub Sampdoria, Italia.
Pengembangan paragraf dengan menganalogikan
sesuatu dengan benda yang diketahui oleh umum dapat mempermudah pembaca
membayangkan objek yang dilukiskan itu. Pada contoh di atas penulis berusaha
melukiskan seorang tokoh melalui analogi. Tokoh Klinsmann yang cerdik dan gesit
disamakan dengan tokoh kijang. Kijang sebagai binatang yang cerdik dan gesit
sudah diketahui oleh masyarakat sehingga penganalogian ini membantu menanamkan
kesan terhadap tokoh yang dilukiskan itu.
9) Pengembangan paragraf dengan repitisi
Pengembangan paragraf dengan pengulangan
sering digunakan untuk mengingatkan kembali pada pokok gagasan dan menguatkan
pokok bahasannya. Pokok bahasan yang dikemukakan pada awal paragraf diulangi
pada akhir paragraf sebagai kesimpulan. Jadi, jika kata atau gugus kata pada
sebuah kalimat diulang pada kalimat berikutnya, pembaca diingatkan kepada
informasi yang pernah dibacanya.
Dalam
pengembangan paragraf secara repetisi ini, sebuah
pokok bahasan ditampilkan secara berulang pada kalimat berikutnya. Cara
pengembangan dengan pengulangan ini juga dapat dimaksudkan untuk menekankan
pokok persoalan atau pokok bahasan dalam paragraf itu.
Perulangan adalah penyebutan kembali suatu
unit leksikal yang sama yang telah disebut sebelumnya (Halliday dan Hasan,
1989:81). Perulangan dapat berupa perulangan kata, frasa, atau klausa. Di
samping itu terdapat juga perulangan sebagian dan perulangan seluruhnya. Dalam
perulangan itu, kemungkinan yang diulang adalah nomina atau verba, atau
kategori kata lainnya.
Di seluruh dunia, manusia memerlukan kebutuhan yang sama. Manusia memerlukan udara segar dan air yang bersih. Manusia juga memerlukan tanah yang sehat dan aman untuk bercocok
tanam. Semua itu telah tersedia di bumi kita yang kaya ini. Namun, mengapa
semua itu sekarang sulit kita dapatkan? (Yd/SD/3/2004/33)
10) Pengembangan
Paragraf dengan Kombinasi
Dalam pengembangn paragraf secara repetisi ini,
sebuah pokok bahasan ditampilkan secara berulang pada kalimat berikutnya. Cara
pengembangan dengan pengulangan ini juga dapat dimaksudkan untuk menekankan
pokok persoalan atau pokok bahasan dalam paragraf itu.
Perulangan adalah penyebutan kembali
suatu unit leksikal yang sama yang telah disebut sebelumnya (Halliday dan
Hasan, 1989:81). Perulangan dapat berupa perulangan kata, frasa, atau klausa.
Di samping itu terdapat juga perulangan sebagian dan perulangan seluruhnya.
Dalam perulangan itu, kemungkinan yang diulang adalah nomina atau verba, atau
kategori kata lainnya.
Di seluruh
dunia, manusia memerlukan kebutuhan
yang sama. Manusia memerlukan udara
segar dan air yang bersih. Manusia juga memerlukan tanah yang sehat
dan aman untuk bercocok tanam. Semua itu telah tersedia di bumi kita yang kaya
ini. Namun, mengapa semua itu sekarang sulit kita dapatkan? (Yd/SD/3/2004/33)
11) Pengembangan
Paragraf dengan Kombinasi
Pengembangan paragraf juga dapat
dilakukan dengan mengombinasikan beberapa metode pengembangan. Pengembangan
ini dapat dilakukan dengan memadukan repetisi, terutama repetisi kata-kata
kunci atau kata ganti dengan analogi. Pengembangan paragraf dengan kombinasi
ini paling sering digunakan oleh penulis untuk menuangkan gagasan-gagasannya.
Cara pengembangan ini memang paling mudah dilakukan.
Aku pernah mengalami peristiwa banjir di
lingkunganku. Peristiwa itu terjadi setahun yang lalu. Hari itu aku
bersiap-siap ke sekolah. Namun, hujan belum juga reda. Hujan sudah turun sejak
kemarin sore tanpa henti. Itu hujan terlama setelah kemarau panjang. Sudah dua
minggu hujan selalu turun setiap hari, tetapi tidak sederas dan selama malam
itu. Aku segan untuk berangkat. Namun, ayah dan ibu sudah bersiap-siap ke
kantor. Ayah akan mengantarkanku terlebih dahulu. (Yd/SD/3/2004/59)Pada contoh
di atas, pengembangan paragraf dilakukan melalui kombinasi. Pada contoh itu
pengembangan dilakukan dengan cara pemanfaatan kata ganti takrif itu pada
peristiwa itu yang mengacu pada peristiwa banjir di lingkunganku. Pemakaian
kata ganti takrif itu dikombinasi dengan penggunaan konjungsi adversatif yang
menyatakan makna perlawanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar