Rabu, 12 Februari 2014

Portofolio

Pengertian Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadiportofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


Terdapat beberapa macam portofolio. Dalam kesenian misalnya, portofolio berarti kumpulan hasil karya terbaik dari seorang seniman yang sengaja diadakan untuk keperluan galeri pameran. Dalam dunia pendidikan portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan guru atau oleh siswa bersama guru. Portofolio dalam pendidikan adalah bagian dari usaha dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Sehingga tidak setiap kumpulan karya siswa disebut sebagai portofolio.

Paulson (1991) dalam Nahadi dan Cartono (2007) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.

Menurut Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.

Portofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.

Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan bagi kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan dengan siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan. Sehingga portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa dalam setiap kegiatan dan proses pembelajaran. Secara umum, dalam dunia pendidikan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnalyang dibuat siswa.

Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.

Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.

Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984).
Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga domain  perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Penilaian Portofolio

Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian berbasis portofolio.

Portofolio
Sebagai benda fisik (bundle atau dokumen)
Sebagai suatu proses social
Sebagai adjective (Pembelajaran portofolio, assesmen portofolio)

Portofolio sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrument penilaian atau salah satu komponen dari instrument penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk penilaian atau asesmen portofolio.

Berdasarkan pengertian tentang evaluasi, penilaian, asesmen dan portofolio, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan, perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumen pengalaman belajarnya di dalam pembelajaran kimia. Dalam konteks penilaian, asesmen portofolio juga diartikan sebagai upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Surapranata S dan Hatta M, 2004 dalam Nahadi danCartono, 2007).

Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.
Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antar mata pelajaran.
Penyelesaian soal-soal terbuka.
Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
Laporan kerja kelompok.
Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio, alat rekam audio dan computer.
Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).
Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa  terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.

Untuk menerapkan asesmen portofolio dibutuhkan suatu rubrik atau pedoman terperinci penilaian. Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses berfikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Salah satu model yang cocok dengan prinsip tersebut adalah model asesmen portofolio.

Model asesmen portofolio menggunakan acuan penilaian kriteria, yang intinya adalah bahwa:

Semua anak memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda.
Standar ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu.
Hasil penilaian;lulus atau tidak lulus.

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1.      Prilaku kognitif

Berdasarkan taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif berfikir:
Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat rumus)
Pemahaman (comprehension) : kemampuan memahami (menyimpulkan suatu paragraph)
Aplikasi (application) : kemampuan penerapan (misalnya menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
Analisis (analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti)
Sintesis (synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian).
Evaluasi (evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk mengambil tindakan tertentu.

2.      Prilaku afektif

Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan motivasi.

3.      Prilaku psikomotorik

Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian, olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang digunakan untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes (angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.

PENILAIAN PORTOFOLIO
A. Arti Penting Portofolio
Evaluasi hasil pembelajaran lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria penyaringan. Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu mengadakan penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya: dalam hal apa pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan tambahan bantuan, seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam kurikulum, dirumuskan dalam rencana pembelajaran, dan sebagainya.

Dengan kata lain, penilaian oleh pihak guru harus menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau hasil belajar, karena ada beberapa masalah dalam penilaian hasil belajar, antara lain: (1) Tes baku biasanya tidak menilai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara luas; (2) Tes tertutup (tes dengan jawaban tunggal) tidak memberikan gambar yang memadai tentang kemampuan siswa; (3) Penilaian perlu disesuaikan dengan cara belajar siswa, yang biasanya bervariasi; (4) Penilaian harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya, bukan ketidakmampuannya; (5) Penilaian harus mempertimbangkan kemajuan siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan; (6) Penilaian perlu diselenggarakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran.
Agar penilaian dapat menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar, haruslah penilaian itu: menghasilkan informasi sebanyak mungkin, yang relevan dengan pembelajaran, baik informsi formal maupun informasi informal. Oleh karena itu, di samping tes tertulis yang lazim dalam penilaian hasil belajar, perlu juga guru mengadakan penilaian dengan cara lain. Banyak alternatif atau cara lain penilaian, antara lain melalui portofolio.
Mengapa banyak para guru menjadi terpesona dengan portofolio? Apa yang membuat portofolio unik? Hampir semua teknik penilaian yang telah kita bahas mengambil suatu gambaran (potret) seorang siswa. Portofolio memberi suatu gambaran kemampuan dari seorang siswa pada waktu tertentu. Portofolio tidak secara khas memberi gambaran tentang kemampuan seorang siswa, namun juga untuk melihat bagaimana ketrampilan siswa yang telah dicapai sepanjang tahun. Portofolio, pada sisi lain mempunyai potensi untuk menunjukkan pencapaian itu. Jika para siswa didukung untuk memasukkan contoh pekerjaan (misalnya: menulis) sepanjang tahun, guru mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi pencapain tersebut. Seiring dengan pentingnya memberi kedua-duanya antara guru dan para siswa, juga sebagai jalan untuk menunjukkan pencapaian ke pihak ketiga, seperti orang tua dan pengurus sekolah. Banyak para guru menemukan karakteristik yang menarik dari portofolio.
Beberapa guru juga curiga tentang kepalsuan yang nyata dari banyaknya penilaian kertas dan pensil (ujian tertulis). Mereka sering merasakan bahwa kebanyakan tes kelas tersebut tidak begitu asli dan tidak dengan teliti mencerminkan kemampuan siswa mereka. Para guru tersebut kadang-kadang melihat portofolio sebagai hal yang yang lebih otentik (asli) dan lebih mampu untuk mengukur kemampuan siswa mereka untuk menggunakan ketrampilan yang mereka sudah pelajari di dalam kelas.
Ini adalah sebagian dari pertimbangan mengapa para guru secara individu dan kadang-kadang keseluruhan sekolah sudah mengadopsi penggunaan portofolio. Mengingat penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara sistematik. Oleh karena itu fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar.
Pakar penilaian Joan Herman (1996) mengatakan bahwa penilaian portofolio semakin populer lantaran merupakan cara alami untuk mengintegrasikan instruksi dan penilaian. Empat kelompok bukti yang bisa diletakkan dalam portofolio adalah artifak, reproduksi, kesaksian atau pengesahan karya, dan produksi. Artifak adalah dokumen atau produk seperti paper dan pekerjaan rumah siswa yang dihasilkan selama masa akademik normal di kelas. Reproduksi adalah dokumentasi kerja murid di luar kelas, seperti proyek spesial atau wawancara. Misalnya, deskripsi murid tentang wawancara dengan ilmuwan lokal atau tokoh tentang kerja sang ilmuwan. Pengesahan karya atau kesaksian, merepresentasikan dokumentasi kemajuan murid yang dibuat guru atau orang berwenang lainnya. Misalnya, guru menulis catatan evaluasi tentang presentasi lisan siswa dan menempatkannya di portofolio murid. Produksi terdiri atas tiga tipe material, yakni pernyataan tujuan, refleksi, dan caption. Murid membuat pernyataan tujuan tentang kerja mereka dan mendeskripsikan kemajuannya dan membuat caption yang mendeskripsikan setiap hasil kerja mereka dalam portofolio beserta arti pentingnya.

B. Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
Apapun teknik penilaian yang diterapkan dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan, sebagaimana portofolio mempunyai kedua-duanya yakni keuntungan potensial sekaligus kelemahan.
1. Keuntungan Portofolio
Kebanyakan teknik penilaian mempunyai kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada kelemahan siswa. Bukannya memusatkan perhatian atas materi test yang seorang siswa dapat menjawab dengan tepat, para guru cenderung untuk memusatkan lebih pada materi yang dijawab salah atau pada keterampilan siswa yang belum dikuasai. Oleh karena itu, pada penilaian tersebut hanya fokus atas kelemahan siswa. Pada sisi lain, dengan portofolio, para siswa didukung untuk memasukkan contoh pekerjaan terbaik mereka. Oleh karena itu, terdapat lebih banyak perhatian atas kemampuan siswa.
Keuntungan kedua dari penilaian portofolio adalah bahwa portofolio dikhususkan untuk masing-masing kebutuhan individu siswa. Kebanyakan teknik penilaian kelas dirancang untuk diberikan kepada semua siswa di dalam kelas pada waktu yang bersamaan dan sedang mengukur bagian dari tujuan pendidikan yang objektif. Bagaimanapun, jika guru mengorganisir kelas sedemikian rupa sehingga tujuan individual dibedakan dari yang lain untuk masing-masing siswa, kemudian jenis test kelas tidak dapat bekerja dengan baik. Bagaimanapun, portofolio secara rinci dirancang untuk masing-masing siswa berdasarkan pada sasaran hasil dan tujuan yang telah diatur sesuai waktunya pada siswa. Oleh karena itu, portofolio mungkin menjadi alternatif penilaian terbaik di dalam suatu kelas yang lebih memusatkan pada tujuan pendidika secara individul.
Ada satu keuntungan lain dari portofolio yaitu: portofolio menyediakan para guru dengan suatu alternatif bentuk penilaian. Pengajaran yang baik secara khas memerlukan fleksibilitas. Guru akan menghadapi para siswa yang memberi alasan lain, secara sederhana tidak melaksanakan sebagaimana halnya yang mereka perlu lakukan dengan teknik penilaian yang lebih tradisional. Dalam kasus itu, guru mempunyai teknik penilaian alternatif yang mungkin tersedia. Sesungguhnya, beberapa negara sekarang mengijinkan penilaian portofolio untuk menggantikan alat penilaian yang diperlukan dan distandardisasi secara tradisional untuk para siswa tertentu. Bahwasanya jenis penilaian yang fleksibel adalah penting di dalam dunia pendidikan.
Dengan portofolio, yang semua isinya akan dinilai, siswa dapat diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu. Dengan demikian penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut. (1) Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas; (2) Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik; (3) Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa; (4) Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa; (5) Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas; (6) Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa; (7) Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar; (8) Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa; (9) Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran; (10) Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan; (11) Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
2. Kelemahan Portofolio
Portofolio juga memilki kelemahan. Portofolio adalah suatu jenis penilaian pencapaian yang spesifik, yang mana kita telah membicarakannya didalam bab yang sebelumnya. Walaupun para guru sering memandang portofolio sebagai cara untuk mengukur dan menunjukkan kemajuan siswa, portofolio bekerja dengan baik dalam mengukur hasil kerja siswa. Dengan portofolio siswa dapat memasukkan contoh awal pekerjaan seperti halnya contoh pekerjaan terakhir. Perbedaannya terletak dalam contoh pekerjaan yang diharapkan untuk menunjukkan perkembangan dan kemajuan. Bagaimanapun, pendekatan ini memberi informasi yang sangat kecil tentang proses pengambilan tempat yang mengijinkan para siswa untuk membuat kemajuan tersebut. Bahkan ketika para siswa memasukkan suatu draft yang merupakan suatu catatan bersama dengan hasil produk, guru tertinggal tanpa informasi tentang apa yang terjadi dengan kemajuan tersebut. Oleh karena itu, portofolio secara khas menunjukkan kepada kita hasil dari kemajuan suatu produk bukan bagaimana hasil dari kemajuan tersebut terjadi.
Kelemahan lain portofolio adalah waktu yang sangat intensif. Mereka melibatkan banyak waktu antara guru dan para siswa. Pertama, guru dan siswa harus duduk bersama dan merencanakan portofolio. Portofolio memerlukan suatu usaha kolaboratif yang efektif. Kedua, sedikitnya sekali dalam proses mengembangkan portofolio guru dan siswa harus bertemu untuk memeriksa kemajuan sebuah program. Misalnya program yang bisa secara mudah berakhir selama 30 menit. Yang akhirnya, guru harus mengevaluasi masing-masing portofolio. Tinjauan portofolio secara hati-hati juga memerlukan banyak waktu yang pantas dipertimbangkan dalam jumlah waktu.
Kelemahan ketiga dari portofolio adalah bahwa mereka sulit untuk mencetak prestasi yang nyata. Jika portofolio diharapkan untuk berdiri sendiri dalam menunjukkan kemajuan siswa, kemudian guru mengevaluasinya kemungkinan tidak menjadi mudah ketika kemajuan dari sebuah program berdiri sendiri. Bagaimanapun, dalam banyak kasus, portofolio digunakan sebagai suatu alat penilaian dan digunakan untuk membantu mengembangkan nilai seorang siswa. Di dalam kasus tersebut, guru harus mengevaluasi dan menilainya. Sama dengan penggunaan rencana penilaian atau rubrik yang dikembangkan, hal itu menyulitkan penilaian portofolio secara nyata. Walaupun tidak banyak diterbitkan laporan tentang keandalan portofolio, ketika studi seperti itu telah diselesaikan, persetujuan yang secara nyata menghasilkan keandalan di bawah 50, yang mana adalah rendah diterima.
Dengan demikian portofolio memiliki kelemahan antara lain: (1) Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa. (2) Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran; apalagi kalau kelasnya besar. Oleh karena itu, portofolio yang ditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa berbahasa tulis Indonesia dan waktu yang tersedia bagi guru untuk membacanya.

PENILAIAN PORTOFOLIO
Menyinggung tentang kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar, memang masih sangat kurang. Kebanyakan guru terbiasa dengan kegiatan-kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis, sehingga tidak heran bila guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini sudah dialami sejak mereka(guru) menjadi guru.
A. Pengertian Penilaian Portofolio
Portofilio dapat digunakan untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan. Portofolio juga dapat dipandang juga sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan(cognitive), keterampilan (psychomotor), maupun sikap dan nilai (affective). Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala pngalaman batiniah” yang terjadi pada diri setiap peserta didik.
Dalam bidang bahasa, portofolio dapat merupakan suatu adjective yang sering disandingkan dengan konsep lain, seperti: pembelajaran dan penilaian, karena itu timbul istilah portofolio-based instruction dan portofolio-based assessment.
Penilaian portofolio berbeda dengan jenis penilaian yang lain. Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau teknik penilaian yagn bertujuan untuk mengukur sejauhmana kemempuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Kelebihan pendekatan portofolio adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan peserta didik sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauhmana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya.
Popham (1994) menjelaskan “penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atau hasil pekerjaan peserta didik dalam kurum waktu tertentu”. Dalam sistem penilaian portofolio, guru membuat file untuk masing-masing peserta didik, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pendidikan.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari untuk medorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan diagnostik. Penilaian portofolio ditujukan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka rapor peserta didik, yang menunjukan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Di samping itu, tujuan penilaian protofolio adalah untuk memberika informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik. Dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor harus tetap dibuat.
Sumarna Surapranata dan muhammad Hatta (2004 : 76) mengemukakan penilaian portofolio dapat digunakan untuk mecapai beberapa tujuan, yaitu :
Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik.
Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang berprestasi.
Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.
Meningkatkan efektifitas proses pengajaran.
Bertukar informasi dengan orang tua peserta didik dan guru lain.
Membina dan merpercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik.
Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.
Adapun fungsi penilaian portofolio adalah sebagai berikut :
Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan pembaruan proses pembelajaran.
Portofolio sebagai alat pengajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil kerja mereka.
Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).
Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment.
C. Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio
Dalam penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 124) mengemukakan pelaksanaan penilaian protofolio hendaknya memperhaikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, harus dijaga kerahasiaannya.
Joint ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik.
Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru maupun peserta didik. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
D. Jenis Penilaian Portofolio
Apabila dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu portofolio perorangan dan portofolio kelompok. Menurut Cole, Ryan, and Kick (1995) portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Portofolio proses, yaitu jenis portofolio yang menunjukan tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses menunjukan kegiatan pembelajaran untuk mecapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, serta menunjukan semua hasil dari awal sampai akhir dalam kurun waktu tertentu.
Protofolio produk, yaitu jenis penilaian portofolio yang hanya menekankan pada penguasaan (materi) dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukan evidence yang paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence tersebut diperoleh. Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan dan portofolio dokumentasi.
E. Tahap-Tahap Penilaian Portofolio
Menurut Anthoni J. Nitko (1996 : 281), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio (six step for crafting s portofolio system), yaitu :
Mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio.
Mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai.
Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio.
Menggunakan portofolio dalam praktik.
Evaluasi pelaksanaan portofolio.
Evaluasi portofolio secara umum.
F. Bahan-bahan Penilaian Portofolio
Hal-hal yang dapat dijadikan bahan penilaian portofolio disekolah diantaranya sebagai berikut :
Penghargaan tertulis
Penghargaan lisan
Hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh peserta didik
Daftar ringkasan hasil pekerjaan
Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
Contoh hasil pekerjaan
Catatan/laporan dari pihak lain yang relevan
Bukti kehadiran
Hasil ujian/ulangan
10.  Prestasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan
11.  Catatan-catatan kejadian khusus(catatan anekdot)
12.  Bahan-bahan lain yang relevan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar