Pengertian
Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port
(singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau
lengkap. Jadiportofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas
seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono,
2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok,
lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk
mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Terdapat
beberapa macam portofolio. Dalam kesenian misalnya, portofolio
berarti kumpulan hasil karya terbaik dari seorang seniman yang sengaja
diadakan untuk keperluan galeri pameran. Dalam dunia pendidikan portofolio
adalah kumpulan hasil karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas
kinerja yang ditentukan guru atau oleh siswa bersama guru. Portofolio
dalam pendidikan adalah bagian dari usaha dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Sehingga
tidak setiap kumpulan karya siswa disebut sebagai portofolio.
Paulson
(1991) dalam Nahadi dan Cartono (2007) mendefinisikan portofolio sebagai
kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha, perkembangan dan kecakapan
mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi
siswa dalam seleksi isi, kriteria isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian,
dan bukti refleksi diri.
Menurut
Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang
tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada
subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan
dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada
siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.
Portofolio
dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari
proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat
digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal
perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Portofolio
mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan.
Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan bagi kemajuan
belajarnya dan dapat dikomunikasikan dengan siswa, orang tua serta pihak lain
yang berkepentingan. Sehingga portofolio dapat digunakan untuk
mendokumentasikan perkembangan siswa dalam setiap kegiatan dan proses
pembelajaran. Secara umum, dalam dunia pendidikan portofolio merupakan kumpulan
hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik
dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa,
jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil
wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau
jurnalyang dibuat siswa.
Portofolio
adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama
guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai
kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
Portofolio
dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu
komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai
hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk
penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.
Pengertian
Penilaian Portofolio
Penilaian
portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan
informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham,
1984).
Aspek yang
diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga domain perkembangan
psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Penilaian
Portofolio
Portofolio
dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu
proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda
fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan
peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal
(pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan
tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu
proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience
yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan
(kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu
ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian
yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian
berbasis portofolio.
Portofolio
Sebagai
benda fisik (bundle atau dokumen)
Sebagai
suatu proses social
Sebagai
adjective (Pembelajaran portofolio, assesmen portofolio)
Portofolio
sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh
siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio dalam arti ini,
dapat digunakan sebagai instrument penilaian atau salah satu komponen dari
instrument penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil
belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk penilaian atau
asesmen portofolio.
Berdasarkan
pengertian tentang evaluasi, penilaian, asesmen dan portofolio, maka dapat
disimpulkan bahwa asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan,
perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang
bersumber dari catatan dan dokumen pengalaman belajarnya di dalam pembelajaran
kimia. Dalam konteks penilaian, asesmen portofolio juga diartikan sebagai upaya
menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara
sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan
oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Surapranata S dan
Hatta M, 2004 dalam Nahadi danCartono, 2007).
Portofolio
siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan produksi
siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
Hasil
proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis atau
dengan penjelasan tertulis.
Gambar
atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata
pelajaran yang bersangkutan.
Analisis
situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
Deskripsi
dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
Laporan
hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran
atau antar mata pelajaran.
Penyelesaian
soal-soal terbuka.
Hasil
tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara
yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan
teman-teman sekelasnya.
Laporan
kerja kelompok.
Hasil
kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio, alat rekam
audio dan computer.
Fotokopi
surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang
bersangkutan.
Hasil
karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru
(atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang
bersangkutan).
Cerita
tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran
yang bersangkutan.
Cerita
tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha
peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
Laporan
tentang sikap siswa terhadap pelajaran.
Untuk
menerapkan asesmen portofolio dibutuhkan suatu rubrik atau pedoman terperinci
penilaian. Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada
keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi
lebih ditekankan pada proses berfikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam
isi portofolio. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas
(mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya
sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil
yang baik. Salah satu model yang cocok dengan prinsip tersebut adalah model
asesmen portofolio.
Model
asesmen portofolio menggunakan acuan penilaian kriteria, yang intinya adalah
bahwa:
Semua anak
memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang
diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda.
Standar
ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu.
Hasil
penilaian;lulus atau tidak lulus.
Aspek yang
diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1.
Prilaku kognitif
Berdasarkan
taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif berfikir:
Pengetahuan
(knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat rumus)
Pemahaman
(comprehension) : kemampuan memahami (menyimpulkan suatu paragraph)
Aplikasi
(application) : kemampuan penerapan (misalnya menggunakan informasi atau
pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
Analisis
(analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi
bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti)
Sintesis
(synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi kesimpulan
(misalnya memformulasikan hasil penelitian).
Evaluasi
(evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk mengambil
tindakan tertentu.
2.
Prilaku afektif
Mencakup
penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan motivasi.
3.
Prilaku psikomotorik
Mencakup
penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian pembelajaran yang
banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian, olahraga, sains dan bahasa,
sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak
terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang
digunakan untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan
non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes
(angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.
PENILAIAN
PORTOFOLIO
A. Arti
Penting Portofolio
Evaluasi
hasil pembelajaran lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi,
mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak
luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria
penyaringan. Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk
menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan
pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu mengadakan
penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya: dalam hal apa
pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan tambahan bantuan,
seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
dalam kurikulum, dirumuskan dalam rencana pembelajaran, dan sebagainya.
Dengan
kata lain, penilaian oleh pihak guru harus menghasilkan tindakan untuk
meningkatkan pembelajaran atau hasil belajar, karena ada beberapa masalah dalam
penilaian hasil belajar, antara lain: (1) Tes baku biasanya tidak menilai
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara luas; (2) Tes tertutup (tes
dengan jawaban tunggal) tidak memberikan gambar yang memadai tentang kemampuan
siswa; (3) Penilaian perlu disesuaikan dengan cara belajar siswa, yang biasanya
bervariasi; (4) Penilaian harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan kemampuannya, bukan ketidakmampuannya; (5) Penilaian harus
mempertimbangkan kemajuan siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan; (6)
Penilaian perlu diselenggarakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
pembelajaran.
Agar
penilaian dapat menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau
meningkatkan hasil belajar, haruslah penilaian itu: menghasilkan informasi
sebanyak mungkin, yang relevan dengan pembelajaran, baik informsi formal maupun
informasi informal. Oleh karena itu, di samping tes tertulis yang lazim dalam
penilaian hasil belajar, perlu juga guru mengadakan penilaian dengan cara lain.
Banyak alternatif atau cara lain penilaian, antara lain melalui portofolio.
Mengapa
banyak para guru menjadi terpesona dengan portofolio? Apa yang membuat
portofolio unik? Hampir semua teknik penilaian yang telah kita bahas mengambil
suatu gambaran (potret) seorang siswa. Portofolio memberi suatu gambaran
kemampuan dari seorang siswa pada waktu tertentu. Portofolio tidak secara khas
memberi gambaran tentang kemampuan seorang siswa, namun juga untuk melihat
bagaimana ketrampilan siswa yang telah dicapai sepanjang tahun. Portofolio,
pada sisi lain mempunyai potensi untuk menunjukkan pencapaian itu. Jika para
siswa didukung untuk memasukkan contoh pekerjaan (misalnya: menulis) sepanjang
tahun, guru mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi pencapain tersebut. Seiring
dengan pentingnya memberi kedua-duanya antara guru dan para siswa, juga sebagai
jalan untuk menunjukkan pencapaian ke pihak ketiga, seperti orang tua dan
pengurus sekolah. Banyak para guru menemukan karakteristik yang menarik dari
portofolio.
Beberapa
guru juga curiga tentang kepalsuan yang nyata dari banyaknya penilaian kertas
dan pensil (ujian tertulis). Mereka sering merasakan bahwa kebanyakan tes kelas
tersebut tidak begitu asli dan tidak dengan teliti mencerminkan kemampuan siswa
mereka. Para guru tersebut kadang-kadang melihat portofolio sebagai hal yang
yang lebih otentik (asli) dan lebih mampu untuk mengukur kemampuan siswa mereka
untuk menggunakan ketrampilan yang mereka sudah pelajari di dalam kelas.
Ini adalah
sebagian dari pertimbangan mengapa para guru secara individu dan kadang-kadang
keseluruhan sekolah sudah mengadopsi penggunaan portofolio. Mengingat penilaian
portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan
mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan
seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil
tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan
diorganisir secara sistematik. Oleh karena itu fungsi penilaian fortopolio
adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai
peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan
umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan belajar
mengajar.
Pakar
penilaian Joan Herman (1996) mengatakan bahwa penilaian portofolio semakin
populer lantaran merupakan cara alami untuk mengintegrasikan instruksi dan
penilaian. Empat kelompok bukti yang bisa diletakkan dalam portofolio adalah
artifak, reproduksi, kesaksian atau pengesahan karya, dan produksi. Artifak
adalah dokumen atau produk seperti paper dan pekerjaan rumah siswa yang
dihasilkan selama masa akademik normal di kelas. Reproduksi adalah dokumentasi
kerja murid di luar kelas, seperti proyek spesial atau wawancara. Misalnya,
deskripsi murid tentang wawancara dengan ilmuwan lokal atau tokoh tentang kerja
sang ilmuwan. Pengesahan karya atau kesaksian, merepresentasikan dokumentasi
kemajuan murid yang dibuat guru atau orang berwenang lainnya. Misalnya, guru
menulis catatan evaluasi tentang presentasi lisan siswa dan menempatkannya di
portofolio murid. Produksi terdiri atas tiga tipe material, yakni pernyataan
tujuan, refleksi, dan caption. Murid membuat pernyataan tujuan tentang kerja
mereka dan mendeskripsikan kemajuannya dan membuat caption yang mendeskripsikan
setiap hasil kerja mereka dalam portofolio beserta arti pentingnya.
B.
Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
Apapun
teknik penilaian yang diterapkan dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan
kelemahan, sebagaimana portofolio mempunyai kedua-duanya yakni keuntungan
potensial sekaligus kelemahan.
1.
Keuntungan Portofolio
Kebanyakan
teknik penilaian mempunyai kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada
kelemahan siswa. Bukannya memusatkan perhatian atas materi test yang seorang
siswa dapat menjawab dengan tepat, para guru cenderung untuk memusatkan lebih
pada materi yang dijawab salah atau pada keterampilan siswa yang belum
dikuasai. Oleh karena itu, pada penilaian tersebut hanya fokus atas kelemahan
siswa. Pada sisi lain, dengan portofolio, para siswa didukung untuk memasukkan
contoh pekerjaan terbaik mereka. Oleh karena itu, terdapat lebih banyak
perhatian atas kemampuan siswa.
Keuntungan
kedua dari penilaian portofolio adalah bahwa portofolio dikhususkan untuk
masing-masing kebutuhan individu siswa. Kebanyakan teknik penilaian kelas
dirancang untuk diberikan kepada semua siswa di dalam kelas pada waktu yang
bersamaan dan sedang mengukur bagian dari tujuan pendidikan yang objektif.
Bagaimanapun, jika guru mengorganisir kelas sedemikian rupa sehingga tujuan
individual dibedakan dari yang lain untuk masing-masing siswa, kemudian jenis
test kelas tidak dapat bekerja dengan baik. Bagaimanapun, portofolio secara
rinci dirancang untuk masing-masing siswa berdasarkan pada sasaran hasil dan
tujuan yang telah diatur sesuai waktunya pada siswa. Oleh karena itu,
portofolio mungkin menjadi alternatif penilaian terbaik di dalam suatu kelas
yang lebih memusatkan pada tujuan pendidika secara individul.
Ada satu
keuntungan lain dari portofolio yaitu: portofolio menyediakan para guru dengan
suatu alternatif bentuk penilaian. Pengajaran yang baik secara khas memerlukan
fleksibilitas. Guru akan menghadapi para siswa yang memberi alasan lain, secara
sederhana tidak melaksanakan sebagaimana halnya yang mereka perlu lakukan
dengan teknik penilaian yang lebih tradisional. Dalam kasus itu, guru mempunyai
teknik penilaian alternatif yang mungkin tersedia. Sesungguhnya, beberapa
negara sekarang mengijinkan penilaian portofolio untuk menggantikan alat
penilaian yang diperlukan dan distandardisasi secara tradisional untuk para
siswa tertentu. Bahwasanya jenis penilaian yang fleksibel adalah penting di
dalam dunia pendidikan.
Dengan
portofolio, yang semua isinya akan dinilai, siswa dapat diharapkan akan
memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan
atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan
penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya
tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian
merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu. Dengan demikian penggunaan
portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut. (1)
Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap
tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas; (2) Portofolio dapat
merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik;
(3) Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa; (4)
Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa; (5) Penggunaan
portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal
atau tugas; (6) Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas
bervariasinya gaya belajar siswa; (7) Portofolio memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar; (8) Portofolio
membantu guru dalam menilai kemajuan siswa; (9) Portofolio membantu guru dalam
mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran; (10)
Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang
tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan; (11) Portofolio
membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
2.
Kelemahan Portofolio
Portofolio
juga memilki kelemahan. Portofolio adalah suatu jenis penilaian pencapaian yang
spesifik, yang mana kita telah membicarakannya didalam bab yang sebelumnya.
Walaupun para guru sering memandang portofolio sebagai cara untuk mengukur dan
menunjukkan kemajuan siswa, portofolio bekerja dengan baik dalam mengukur hasil
kerja siswa. Dengan portofolio siswa dapat memasukkan contoh awal pekerjaan
seperti halnya contoh pekerjaan terakhir. Perbedaannya terletak dalam contoh
pekerjaan yang diharapkan untuk menunjukkan perkembangan dan kemajuan.
Bagaimanapun, pendekatan ini memberi informasi yang sangat kecil tentang proses
pengambilan tempat yang mengijinkan para siswa untuk membuat kemajuan tersebut.
Bahkan ketika para siswa memasukkan suatu draft yang merupakan suatu catatan
bersama dengan hasil produk, guru tertinggal tanpa informasi tentang apa yang
terjadi dengan kemajuan tersebut. Oleh karena itu, portofolio secara khas
menunjukkan kepada kita hasil dari kemajuan suatu produk bukan bagaimana hasil
dari kemajuan tersebut terjadi.
Kelemahan
lain portofolio adalah waktu yang sangat intensif. Mereka melibatkan banyak
waktu antara guru dan para siswa. Pertama, guru dan siswa harus duduk bersama
dan merencanakan portofolio. Portofolio memerlukan suatu usaha kolaboratif yang
efektif. Kedua, sedikitnya sekali dalam proses mengembangkan portofolio guru
dan siswa harus bertemu untuk memeriksa kemajuan sebuah program. Misalnya
program yang bisa secara mudah berakhir selama 30 menit. Yang akhirnya, guru
harus mengevaluasi masing-masing portofolio. Tinjauan portofolio secara
hati-hati juga memerlukan banyak waktu yang pantas dipertimbangkan dalam jumlah
waktu.
Kelemahan
ketiga dari portofolio adalah bahwa mereka sulit untuk mencetak prestasi yang
nyata. Jika portofolio diharapkan untuk berdiri sendiri dalam menunjukkan
kemajuan siswa, kemudian guru mengevaluasinya kemungkinan tidak menjadi mudah
ketika kemajuan dari sebuah program berdiri sendiri. Bagaimanapun, dalam banyak
kasus, portofolio digunakan sebagai suatu alat penilaian dan digunakan untuk
membantu mengembangkan nilai seorang siswa. Di dalam kasus tersebut, guru harus
mengevaluasi dan menilainya. Sama dengan penggunaan rencana penilaian atau
rubrik yang dikembangkan, hal itu menyulitkan penilaian portofolio secara
nyata. Walaupun tidak banyak diterbitkan laporan tentang keandalan portofolio,
ketika studi seperti itu telah diselesaikan, persetujuan yang secara nyata
menghasilkan keandalan di bawah 50, yang mana adalah rendah diterima.
Dengan
demikian portofolio memiliki kelemahan antara lain: (1) Penggunaan portofolio
tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis.
Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan
merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa. (2) Penggunaan
portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan
penskoran; apalagi kalau kelasnya besar. Oleh karena itu, portofolio yang
ditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa berbahasa
tulis Indonesia dan waktu yang tersedia bagi guru untuk membacanya.
PENILAIAN
PORTOFOLIO
Menyinggung
tentang kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil
belajar, memang masih sangat kurang. Kebanyakan guru terbiasa dengan
kegiatan-kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis, sehingga
tidak heran bila guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun.
Hal ini sudah dialami sejak mereka(guru) menjadi guru.
A. Pengertian
Penilaian Portofolio
Portofilio
dapat digunakan untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu
berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan. Portofolio
juga dapat dipandang juga sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu
sebagai collection of learning experience yang terdapat dalam
pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan(cognitive),
keterampilan (psychomotor), maupun sikap dan nilai (affective).
Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala
pngalaman batiniah” yang terjadi pada diri setiap peserta didik.
Dalam
bidang bahasa, portofolio dapat merupakan suatu adjective yang
sering disandingkan dengan konsep lain, seperti: pembelajaran dan penilaian, karena
itu timbul istilah portofolio-based instruction dan portofolio-based
assessment.
Penilaian
portofolio berbeda dengan jenis penilaian yang lain. Penilaian portofolio
adalah suatu pendekatan atau teknik penilaian yagn bertujuan untuk mengukur
sejauhmana kemempuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu
pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan
yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik,
sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru
dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan
dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Kelebihan
pendekatan portofolio adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
lebih banyak terlibat, dan peserta didik sendiri dapat dengan mudah mengontrol
sejauhmana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya.
Popham
(1994) menjelaskan “penilaian portofolio merupakan penilaian secara
berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara
sistematik atau hasil pekerjaan peserta didik dalam kurum waktu tertentu”.
Dalam sistem penilaian portofolio, guru membuat file untuk
masing-masing peserta didik, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi
belajar mereka selama mengikuti proses pendidikan.
B. Tujuan
dan Fungsi Penilaian Portofolio
Penilaian
portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio
sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari
ke hari untuk medorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka
sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta
didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan diagnostik. Penilaian portofolio
ditujukan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun
pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan
untuk mengisi angka rapor peserta didik, yang menunjukan prestasi peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu. Di samping itu, tujuan penilaian protofolio
adalah untuk memberika informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta
didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor
merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik. Dalam belajar dalam kurun waktu
tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor harus
tetap dibuat.
Sumarna
Surapranata dan muhammad Hatta (2004 : 76) mengemukakan penilaian portofolio
dapat digunakan untuk mecapai beberapa tujuan, yaitu :
Menghargai
perkembangan yang dialami peserta didik.
Mendokumentasikan
proses pembelajaran yang berlangsung.
Memberi
perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang berprestasi.
Merefleksikan
kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.
Meningkatkan
efektifitas proses pengajaran.
Bertukar
informasi dengan orang tua peserta didik dan guru lain.
Membina
dan merpercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik.
Meningkatkan
kemampuan melakukan refleksi diri.
Membantu
peserta didik dalam merumuskan tujuan.
Adapun
fungsi penilaian portofolio adalah sebagai berikut :
Portofolio
sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar,
perluasan dimensi belajar, dan pembaruan proses pembelajaran.
Portofolio
sebagai alat pengajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio
mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil kerja mereka.
Portofolio
sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).
Portofolio
sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment.
C. Prinsip-Prinsip
Penilaian Portofolio
Dalam
penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke
siswa, dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Direktorat PLP Ditjen
Dikdasmen Depdiknas (2003 : 124) mengemukakan pelaksanaan penilaian protofolio
hendaknya memperhaikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Mutual
trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai
antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Confidentiality (kerahasiaan
bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada,
harus dijaga kerahasiaannya.
Joint
ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan
dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik.
Satisfaction (kepuasan),
artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru maupun peserta
didik. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
D. Jenis
Penilaian Portofolio
Apabila
dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu portofolio perorangan dan portofolio kelompok. Menurut
Cole, Ryan, and Kick (1995) portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Portofolio
proses, yaitu jenis portofolio yang menunjukan tahapan belajar dan menyajikan
catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses
menunjukan kegiatan pembelajaran untuk mecapai standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, serta menunjukan
semua hasil dari awal sampai akhir dalam kurun waktu tertentu.
Protofolio
produk, yaitu jenis penilaian portofolio yang hanya menekankan pada penguasaan
(materi) dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukan evidence yang
paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence tersebut
diperoleh. Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan dan portofolio
dokumentasi.
E. Tahap-Tahap
Penilaian Portofolio
Menurut
Anthoni J. Nitko (1996 : 281), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem
portofolio (six step for crafting s portofolio system), yaitu :
Mengidentifikasi
tujuan dan fokus portofolio.
Mengidentifikasi
isi materi umum yang akan dinilai.
Mengidentifikasi
pengorganisasian portofolio.
Menggunakan
portofolio dalam praktik.
Evaluasi
pelaksanaan portofolio.
Evaluasi
portofolio secara umum.
F. Bahan-bahan
Penilaian Portofolio
Hal-hal
yang dapat dijadikan bahan penilaian portofolio disekolah diantaranya sebagai
berikut :
Penghargaan
tertulis
Penghargaan
lisan
Hasil
pelaksanaan tugas-tugas oleh peserta didik
Daftar
ringkasan hasil pekerjaan
Catatan
sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
Contoh
hasil pekerjaan
Catatan/laporan
dari pihak lain yang relevan
Bukti
kehadiran
Hasil
ujian/ulangan
10.
Prestasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan
11.
Catatan-catatan kejadian khusus(catatan anekdot)
12.
Bahan-bahan lain yang relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar